Antara 100 dan 120 anggota kelompok Islam garis keras itu ditangkap Jumat di beberapa kota, termasuk di antara mereka 20 orang di provinsi Sharqiya dan 30 di Qalubya, kata seorang pejabat keamanan tanpa menyebut nama.
Mohammed Mursi, seorang pejabat senior Ikhwan, menyebutkan jumlah orang yang ditangkap sekitar 300 orang, di antara mereka sedikitnya 130 orang di pelabuhan Iskandariyah, kota kedua yang terletak di bagian utara negara itu.
Ia mengatakan penangkapan itu terjadi dalam bentrokan ketika pasukan keamanan berusaha untuk membubarkan pertemuan orang-orang yang mendukung calon-calon Ikhwan yang akan mengikuti pemilihan pada 28 November itu.
"Rezim ini berusaha meneror warga untuk membuat mereka menjauh dari tempat-tempat pemungutan suara," tuduh Mursi, yang menambahkan bahwa beberapa orang telah terluka dalam bentrokan itu, dua serius. Satu orang di rumah sakit, ujarnya.
Mursi juga mengatakan polisi telah menembakkan gas air mata, tapi pejabat tersebut tidak mengkonfirmasinya dan malah menyebutkan bahwa seorang polisi telah terluka di Sharqiya.
Pada Selasa, sebelum gelombang penangkapan terakhir itu, Mursi mengatakan pada AFP bahwa tindakan keras terhadap para anggota Ikhwan itu dimulai ketika kelompok oposisi Islam itu mengumumkan pada 5 Oktober rencananya untuk mengajukan calon ke pemilihan tersebut.
Ia menjelaskan pekan ini bahwa polisi telah menangkap sekitar 600 anggota Ikhwan dan bahwa 250 orang masih ditahan.
Kelompok itu, yang mendaftarkan calon-calonnya sebagai calon independen untuk melewati larangan terhadap partai-partai agama, memperoleh seperlima kursi parlemen dalam pemilihan terakhir pada 2005.
Ikhwan sekarang mengajukan sekitar 135 calon, meskipun jumlah tepatnya tetap tak pasti karena beberapa calon masih menggugat keputusan komisi pemilihan yang melarang mereka mencalonkan diri.
Partai Demokrat Nasional yang berkuasa mengajukan sekitar 800 calon, dan partai oposisi Wafd yang liberal sekitar 250 calon untuk 508 kursi yang diperebutkan.
Pada Kamis, Mesir menuduh Amerika Serikat telah campurtangan dalam urusannya dalam kecaman keras luar biasa setelah Washington minta pengamat asing dalam pemilihan bulan ini dan juga bertemu dengan kelompok yang mendesakkan pembaruan.
Kairo khususnya terganggu pada pertemuan 2 November di Washington antara para penasehat keamanan nasional Presiden AS Barack Obama dan satu kelompok hak asasi manusia setempat mengatakan pemilihan itu telah dikompromikan dengan penangkapan banyak aktivis oposisi.
Pemerintah telah mengatakan mereka akan membolehkan kelompok setempat untuk mengirim pengamat ke tempat-tempat pemungutan suara.(*)
(Uu.008/B002/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010