Jakarta (ANTARA) - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama Pemda Kalimantan Tengah dan masyarakat setempat melakukan Operasi Pembasahan Lahan Gambut Rawan Kekeringan (OPGRK) guna mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kepala Kelompok Kerja (Kapokja) Restorasi Gambut Kalimantan dan Papua BRGM Jany Tri Raharjo mengatakan sumur bor dibangun di wilayah rentan terbakar pada musim kemarau yang tidak memiliki atau jauh dari sumber air seperti sungai.
BRGM terus mendorong upaya pembasahan gambut sebagai bentuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan, di 86 desa binaan di Kalimantan Tengah.
"Dalam menunjang kegiatan pembasahan tersebut, TP Satker Kalteng juga melakukan kegiatan pemeliharaan 9,165 SBO pada 7 Kabupaten, 1 kota di 86 desa yang dilaksanakan Pokmas atau MPA binaan,"kata Jany melalui keterangannya.
Sementara itu Ketua Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Wono Agung, Kecamatan Maliku, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng Hadi Suwito mengatakan kelompoknya yang terdiri dari 10 orang telah menyelesaikan pemeliharaan 50 sumur bor pada 31 Juli 2021.
Menurut dia, upaya pencegahan sangat penting karena bisa meminimalisir terjadinya kebakaran lahan gambut.
"Kondisi semua parit saat ini masih kering. Proses pemeliharaan biasanya memakan waktu selama dua hari dan dijadwalkan rutin dilakukan sebulan sekali selama enam bulan," katanya.
Dia mengatakan selam 2020 tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan karena adanya pencegahan dan diharapkan 50 sumur bor yang ada saat ini dapat berfungsi secara optimal.
Sementara itu Kelompok MPA juga melakukan pemeliharaan terhadap 100 titik sumur bor di Desa Mintin, Kecamatan Kahayan Hilir, Pulang Pisau, Kalteng.
“Dari 100 sumur bor yang ada sejak 2017, satu di antaranya rusak, kini tersisa 99,” ujar Ketua MPA Desa Mintin, Irawan.
Ia berharap ada penambahan 200 sumur bor karena pada 2019 sempat ditemukan dua titik api yang sulit dipadamkan hingga meluas dan membakar perkebunan warga.
Pewarta: Subagyo
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021