Surabaya (ANTARA News) - Kantor Pos Besar Surabaya menerbitkan prangko seri terbaru bergambar tokoh pejuang Bung Tomo.
"Kami meluncurkan prangko seri terbaru dalam rangka menyambut Hari Pahlawan," kata Manajer Pemasaran Jasa Keuangan dan Filateli Kantor Pos Surabaya, Joko Sudarmawan, di Surabaya, Sabtu.
Menurut dia, Bung Tomo dijadikan tema karena tokoh itu merupakan pejuang "Arek-arek Suroboyo."
"Prangko seri terbaru itu memang ditujukan untuk masyarakat umum, terutama para generasi muda agar mengenal tokoh-tokoh pejuang," katanya.
Selain itu, prangko seri terbaru itu juga ditujukan bagi para kolektor filateli di Surabaya, Jawa Timur, dan Indonesia.
"Karena bulan November bertepatan dengan Hari Pahlawan dan peristiwa itu terjadi di Kota Surabaya, maka tidak ada lagi tokoh yang layak disebut tokoh perjuangan, selain Bung Tomo," katanya.
Prangko seri Hari Pahlawan dengan menampilkan Bung Tomo sebagai tokoh sentral itu dilengkapi dengan latar belakang bendera Merah Putih.
"Meski penggunaan prangko sebagai media surat-menyurat sudah mulai tergerus pesatnya perkembangan teknologi komunikasi, namun prangko tetap memiliki tempat tersendiri di mata penggemarnya," katanya.
Seiring perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, tampaknya telah berdampak terhadap fungsi prangko, karena berbagi kabar sudah bisa dilakukan dengan sangat mudah, cepat, dan murah.
"Misalnya melalui surat elektronik atau dikenal dengan e-mail, SMS dan jejaring sosial facebook," katanya.
Namun, prangko tetap masih memiliki tempat di hati para penggemarnya, meski ada sedikit perubahan fungsi yakni perangko sebagai benda koleksi pribadi yang menarik.
"Untuk itu, kami menerbitkan Prisma (prangko identitas milik anda) untuk mengabadikan momen pernikahan, ulang tahun, hari penting bahkan momentum pemilu, atau pilkada melalui perangko," katanya.
Ia menambahkan kegemaran mengumpulkan prangko (filateli) telah memberikan warna bagi kehidupan para kolektor untuk memuaskan hobi dan khazanah ilmu.
(E011/M008)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010