Jakarta (ANTARA News) - Anak-anak Neandherthal punya bulu-bulu binatang yang lebih cepat tumbuh ketimbang manusia modern, ungkap sebuah penelitian.
Para ilmuwan mengatakan cepatnya pertumbuhan Neandhertal muda lebih mirip seperti simpanse dan jenis kera lain.
Penelitian itu mengungkapkan, dewasa secara perlahan telah membuat leluhur evolusioner bangsa Eropa lebih bertahan dibandingkan sepupu mereka yaitu Neandherthal.
Neandherthal menghuni Eropa dan sebagian Asia sebelum homo sapiens tetapi keduanya tinggal di kedua tempat itu selama ribuan tahun dan mungkin juga kawin.
Sekitar 28 ribu tahun yang lalu orang Neandhertal punah, menyisakan manusia modern yang menghuni dunia.
Para ahli masih tak sepakat mengenai apakah orang Neandherthal merupakan ras "terpisah" dari manusia atau sebuah species yang berbeda.
Keduanya memiliki banyak persamaan dan memiliki perbedaan. Neandhertal memiliki tulang yang lebih besar dan otot berisi, kening menonjol bak gunung dan dagu yang surut.
Hasil penelitian terbaru itu mendukung pendapat bahwa Neandherthal cukup memenuhi syarat dikategorikan sebagai spesies manusia.
Para ilmuwan yang menganalisa gigi Neandherthal muda menemukan bahwa mereka tumbuh secara signifikan lebih cepat ketimbang mereka manusia modern.
Gigi tumbuh berjajar, mengindikasikan bahwa Neandherthal memiliki masa kecil lebih panjang ketimbang homo sapiens.
Dr Tanya Smith dari universitas Harvard AS yang memimpin penelitian itu mengatakan "gigi merupakan perekam waktu yang berharga dengan merekam setiap hari pertumbuhan seperti cincin pada batang pohon yang mengungkap umur."
"Gigi geraham pertama adalah 'sertifikat kelahiran' dan temuan tentang garis kelahiran ini memungkinkan para ilmuwan untuk menghitung secara pasti berapa usia seorang remaja neandhertal ketika meninggal," kata Smith.
Dibandingkan dengan manusia modern, primata lain menghabiskan waktu lebih sedikit dalam rahim, mencapai kedewasaan lebih cepat dan mati lebih awal.
Penelitian itu dimuat di jurnal Proceedings dari National Academy of Sciences.
(Yud/A038/BRT)
Penerjemah: Yudha Pratama Jaya
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010