Berdasarkan survei tersebut, 39 persen responden mengatakan pernikahan adalah sesuatu yang usang. Hampir empat dari setiap sepuluh pasangan yakin bahwa pernikahan adalah hal kuno, ungkap survei tersebut.
Jadi, semakin banyak orang di negara tersebut yakin bahwa pernikahan tidak diperlukan untuk membentuk keluarga bahagia.Hanya 52 persen orang dewasa (mulai usia 18) yang menikah, artinya semakin banyak anak lahir di luar pernikahan.
Jajak pendapat itu menunjukkan bahwa hampir satu dari tiga anak-anak Amerika hidup dengan orang tua yang bercerai, pisah ranjang atau yang tak pernah menikah.Angka itu merupakan lima kali kelipatan dari data tahun 1960.
39 persen orang Amerika yang sekarang berpikir sudah kuno, merupakan peningkatan tajam dibandingkan tahun 1978. Jajak 32 tahun lalu menunjukkan hanya 28 persen yang merasa seperti itu.
Ketika ditanya apakah yang merupakan keluarga, sebagian besar responden merujuk pasangan yang menikah, dengan atau tanpa anak.
Tapi, empat dari lima disurvei juga menilai bahwa keluarga juga melingkupi orang tua tunggal atau pasangan beda kelamin yang tak menikah tapi punya anak. Tiga dari lima yang disurvei juga menganggap pasangan sejenis yang memungut anak juga merupakan keluarga.
"Pernikahan masih sangat penting di negeri ini, tetapi tidak mendominasi kehidupan keluarga seperti dulu," kata Andrew Cherlin, profesor sosiologi dan kebijakan publik di Johns Hopkins University.
"Sekarang, ada berbagai jalan untuk hidup berkeluarga dan makin banyak orang yang bisa menerima hal itu."
Pandangan perubahan definisi keluarga sebagian besar didorong mereka yang berusia 18-29. Generasi tersebut lebih banyak memiliki orangtua yang tak menikah atau bercerai.
Faktor ekonomi teryata juga memainkan peran besar. Biro Sensus Amerika Serikat baru-baru ini melaporkan bahwa pasangan beda jenis yang "kumpul kebo" melonjak naik dalam waktu setahun menjadi 7,5 juta orang.Hal ini disebabkan banyak orang enggan membuat komitmen pernikahan sehubungan perekonomian yang terus-menerus lesu ini.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa perkawinan tidak akan hilang dalam waktu dekat.67 persen warga Amerika Serikat masih optimistis tentang masa depan dalam pernikahan dan keluarga.
(A038/A038/BRT)
Penerjemah: Aditia Maruli Radja
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010
Gampang ingin putus bisa putus,ingin nyambung kapan saja bisa nyambung tanpa harus mengurus ini itu.
Tapi Resiko buruk dari anak yg lahir dari single mother adalah cenderung akan membawa dampak buruk bagi fisik anak tsb.
karena tak mendapat didikan dari Ortu yg lengkap.
Di era ini kebanyakan orang enggan untuk bekerja (pemalas)
Yg wanita merasa mampu mencukupi kebutuhan hidup sendiri.
Ini bukan saja terjadi di AS,tapi sudah merambah keseluruh asia