"Kalau ada pertemuan setengah kamar antara partai tertentu dengan Menteri BUMN, paling-paling menitipkan orang-orang yang bisa diangkat menjadi direksi-direksi di BUMN, terutama di BUMN yang gemuk," kata Lily di Gedung DPR, Jakarta, Jumat.
Adik kandung mantan presiden KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur itu menambahkan, apa yang dilakukan Anas dan sejumlah anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Demokrat adalah "lagu" lama.
"Itu permainan politik lama dan tak perlu ditutup-tutupi dan ini bukan barang baru," kata Lily Wahid.
Ia juga menyayangkan pertemuan tersebut karena orang atau masyarakat tentu memiliki pandangan lain.
"Tetapi karena dilakukan oleh partai yang menggembar-gemborkan pemberantasan korupsi, pertemuan itu kan yang jadi aneh. Ini bukan barang baru dan tak perlu ngumpet-ngumpet," kata dia.
Seperti diketahui, Anas meminta agar orang menuding bahwa pertemuan tersebut membahas IPO Krakatau Steel untuk meminta maaf, Lily malah bersyukur.
"Saya katakan bahwa orang yang mengabarkan pertemuan Anas-Mustafa Abubakar, dianggap makan bangkai. Alhamdulillah, saya tidak melakukan fitnah (makan bangkai bangsa sendiri) karena pertemuan itu diakui sendiri oleh Anas dan Jafar. Saya menceritakan kepada wartawan soal pertemuan, tidak bicara soal isi pertemuan," kata anggota Komisi XI DPR itu.
Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengakui, dirinya dan beberapa orang dari partainya seperti Bendahara Umum PD Nazaruddin, Ketua Fraksi Jafar Hafsah, anggota Komisi VI Ferrari Romawi, Azhari, Sutan Bhatoegana memang melakukan pertemuan silahturahmi dengan Menteri BUMN Mustafa Abubakar di Nippon Kan beberapa pekan lalu.
"Tugas saya sebagai ketua umum adalah memperkenalkan ketua Fraksi yang baru kepada pihak jajaran pemerintah dimulai dari Wapres sampai menteri. Sehingga ketua fraksi punya komunikasi yang baik, makanya aneh kalau dianggap skandal, satu katapun tidak bicara soal IPO KS, memikirkan pun tidak, kan aneh," ujar Anas.
Bahkan, Anas siap mempertaruhkan jabatan sebagai Ketua Umum PD dan sebagai politisi selamanya apabila tudingan keterlibatan dirinya dalam kasus IPO Krakatau Steel ada yang bisa membuktikan berdasarkan bukti, data dan saksi secara akurat.
"Ini pertaruhan ya kalau bisa dibuktikan ada pembicaraan itu, saya berhenti jadi Ketua Umum PD dan mundur sebagai politisi selamanya," janji Anas Urbaningrum.
Anggota Komisi VI Ferarri Romawi mengatakan, soal bagi-bagi "jatah" direksi BUMN juga tidak dibahas sama sekali.
Menurut dia, pengurus partai dilarang menjabat sebagai direksi di BUMN. Namun kalau ada kader Partai Demokrat yang bukan pengurus partai menjadi direksi di salah satu BUMN, tak ada yang salah.
"PD tak mau rebutan soal posisi direksi di BUMN, tapi kalau ada kader yang bukan pengurus partai menjadi direksi salah satu BUMN, tak masalah. Pengurus partai tidak akan memboceng," kata Ferarri. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010