Makassar (ANTARA) - Satuan Tugas COVID-19 Sulawesi Selatan mencatat persentase angka kematian akibat pandemi COVID-19 di Sulawesi Selatan terus meningkat pada sepekan terakhir.
Berdasarkan data pada 19 Agustus 2021, persentase kematian di angka 1,81 persen sementara sepekan sebelumnya masih berada di angka 1,77 persen. Artinya, tren kasus COVID-19 terjadi peningkatan dari hari ke hari.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel Husny Thamrin di Makassar, Jumat, menyebutkan terdapat 26 orang telah meninggal dunia akibat COVID-19, dan Kota Makassar masih menjadi wilayah dengan korban terbanyak yakni empat orang meninggal akibat COVID-19 pada 19 Agustus.
Dengan demikian, pasien COVID-19 meninggal di Sulawesi Selatan sebanyak 1.807 orang.
Baca juga: Pembiayaan ultra mikro di Sulsel naik 13,47 persen semester I
Baca juga: Pasien sembuh dari COVID-19 di Sulsel bertambah seribuan
"Kita usahakan situasi ini akan kita kendalikan, karena kematian akibat COVID-19 di Sulsel juga masih fluktuatif," ujar dia.
Bukan hanya pada kasus kematian, kasus terkonfirmasi positif COVID-19 juga kian bertambah di tiga hari terakhir. Bahkan pada tanggal 19 Agustus, kasus positif bertambah dua kali lipat, yakni sebanyak 892 orang. Sedangkan sehari sebelumnya, yakni 493 kasus dari 2.690 spesimen yang diperiksa.
Husny Thamrin menyebut kenaikan kasus itu juga karena jumlah spesimen yang diperiksa lebih banyak, yakni 5.777 spesimen. Meski demikian, positif aktif Sulsel melampaui nasional yang hanya 8,5 persen tingkat nasional, sedangkan Sulsel 11,63 persen.
"Kalau jumlah yang sembuh ada 241 orang, sehingga totalnya keseluruhan sebanyak 86.349 orang," ujar Husny.
Ketua Tim Konsultan COVID-19 Sulsel Prof Ridwan Amiruddin menyampaikan prinsip dasar dalam menghalau penyebaran vaksinasi ialah dengan memperbanyak tes untuk memisahkan yang sehat dan sakit untuk dilaksanakan isolasi secara maksimal atau karantina yang baik.
"Sehingga pemutusan mata rantai pertumbuhan kasus dapat dilaksanakan. Kedua, pemerintah harus lebih lagi menggenjot vaksin," kata dia.
Ia menilai banyak daerah yang telah mau melaksanakan vaksin tetapi stok vaksin yang kian terbatas. Selain itu ialah ketaatan terhadap Protokol Kesehatan yang masih belum memberikan hasil terbaik, karena tingkat partisipasi prokes masih 70-80 persen.*
Baca juga: OJK: Industri perbankan Sulsel masih tumbuh positif
Baca juga: KPCPEN: 1.540.461 orang telah divaksin di Sulsel
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021