Estimasi alokasi per tahun untuk kegiatan konservasi keanekaragaman hayati sekitar 0,87 persen dari total anggaran

Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Dian Lestari menyampaikan Indonesia telah mengalokasikan pembiayaan keanekaragaman hayati ke dalam sistem penganggaran negara untuk aksi lingkungan dan iklim.

"Estimasi alokasi per tahun untuk kegiatan konservasi keanekaragaman hayati adalah sekitar 0,87 persen dari total anggaran pemerintah, dan 4,1 persen dari total anggaran rata-rata untuk kegiatan," papar Dian Lestari dikutip dari keterangan tertulis the ASEAN Center for Biodiversity (ACB) yang diterima di Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan Untuk menambah pembiayaan keanekaragaman hayati dan menutup kesenjangan pendanaan, pemerintah Indonesia juga bermitra dengan lembaga lain untuk mengidentifikasi dan memobilisasi sumber pembiayaan.

Baca juga: Sri Mulyani ingatkan ancaman besar perubahan iklim untuk RI

Melalui program obligasi syariah (sukuk) hijau, lanjut dia, sejak 2018 Indonesia telah berhasil menggalang dana sekitar 3,5 miliar dolar AS untuk membiayai proyek-proyek hijau, termasuk konservasi keanekaragaman hayati.

Sementara itu, Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk ASEAN Igor Driesmans menilai bahwa pembiayaan adalah inti dari masalah keanekaragaman hayati.

"Sistem keuangan menentukan alokasi sumber daya dan memutuskan ide investasi mana yang didanai dan mana yang tidak. Sistem keuangan dapat menjadi kekuatan destruktif atau bisa menjadi pendorong perubahan positif," katanya.

Baca juga: Cegah kepunahan, masyarakat wajib kontribusi atasi krisis iklim

Baca juga: Sejumlah anak muda sampaikan pernyataan sikap terkait krisis iklim

Direktur Eksekutif ACB, Theresa Mundita Lim menambahkan, suhu global diperkirakan akan mencapai atau melebihi 1,5 derajat Celcius.

"Perubahan iklim ini belum pernah terjadi sebelumnya dan kemungkinan akan menyebabkan konsekuensi serius bagi kita semua, mengganggu kehidupan, komunitas dan ekonomi," katanya.

Menurut dia, melindungi alam dapat menghentikan konsekuensi bencana perubahan iklim sehingga perlu ditangani dengan berkolaborasi dari berbagai sektor.

Baca juga: Generasi Z perlu cermat lihat agenda politisi pada isu iklim

Baca juga: BMKG minta pemda serius atasi perubahan iklim

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021