PBB (ANTARA News/AFP) - Tokoh oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi dan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon berkomunikasi melalui telepon, Kamis, untuk memperbarui tuntutan kepada para jenderal di junta Myanmar agar membebaskan tahanan politik yang masih dipenjara.

"Aung San Suu Kyi menyatakan dukungan bagi kunjungan seorang penasehat khusus Sekjen bagi Myanmar ke Yangon lebih awal dan keinginannya bergabung dengan Ban untuk mendorong penanganan masalah yang dihadapi warga Myanmar," kata PBB.

Penasehat PBB, Vijay Nambiar, telah mendesak untuk mengunjungi Myanmar sebelum negara itu melakukan pemilu nasional pada 7 November. Namun para diplomat mengatakan junta hanya setuju kunjungannya dilakukan setelah pemilu.

Ban mengunjungi Myanmar pada 2009 namun tidak diizinkan untuk menemui Suu Kyi yang telah dibebaskan dari hampir dua periode penangkapan dan penahanan rumah pada Sabtu.

Pemimpin Liga Nasional Demokrasi telah mengatakan kepada diplomat bahwa pembebasan tahanan politik yang diperkirakan berjumlah 2.100 orang di penjara Myanmar merupakan isu kampanye utama Suu Kyi.

"Sekjen PBB dan Suu Kyi bersama-sama menekankan kebutuhan bagi junta Myanmar untuk membebaskan tahanan politik yang tersisa sebagai kepentingan utama sehingga seluruh warga Myanmar bebas ikut serta dalam mewujudkan rencana perdamaian nasional dan transisi demokrasi di Myanmar," demikian pernyataan itu.

Ban mengatakan kepada Suu Kyi bahwa "dia terdorong oleh semangat perdamaian dari penyataannya dan memohon pembicaraan serta perundingan setelah pembebasannya".

Pemimpin PBB menekankan bahwa organisasi itu berkeinginan "untuk menegakkan Hak Asasi Manusia dan mendukung segala upaya pemerintah, Daw Aung San Suu Kyi, serta seluruh pucuk pimpinan untuk mendirikan negara yang bersatu, damai, dan memiliki masa depan yang cerah".

Hingga berita ini disiarkan, masih terdapat ketidak jelasan mengenai pihak yang melakukan komunikasi terlebih dahulu.

(Uu.KR-BPY/M014/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010