Denpasar (ANTARA News) - Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi Kota Denpasar, Bali mencatat sekitar 4.000 lowongan kerja di luar negeri belum terisi, padahal angka pengangguran di kota setempat hingga saat ini masih berkisar 5.500 orang.
"Sebagian besar tenaga kerja Bali yang bekerja ke luar negeri, baik di kapal pesiar maupun di darat, masih pilih-pilih pekerjaan. Mereka cenderung memilih posisi kantor depan (front office), kebersihan ruangan (roomboy) dan pelayan restoran (waiter)," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi Denpasar, Anak Agung Oka Badra di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, di luar posisi itu masih banyak bidang pekerjaan yang belum terisi. Seperti profesi juru masak, cuci pakaian (laundry) dan spa, yang mencapai sekitar 4.000 lowongan.
Dikatakan, untuk lowongan juru masak dan spa sangat sulit dipenuhi akibat kurangnya tenaga kerja asal Bali yang memiliki keahlian memadai di bidang tersebut.
Negara-negara yang banyak membutuhkan tenaga ini di antaranya Amerika Serikat, Italia, Arab Saudi dan sejumlah negara di Eropa lainnya.
"Kebutuhan tenaga juru masak (koki) dan spa di tiga kawasan tersebut akan terus meningkat. Para pencari kerja perlu memanfaatkan peluang ini sebaik-baiknya dengan meningkatkan keahlian di dua bidang itu," ucapnya.
Oka Badra mengatakan, pertumbuhan angkatan kerja setiap tahunnya sekitar 10 persen, sedangkan yang terserap langsung ke pasar kerja setiap tahunnya sekitar 30 persen.
Terkait upaya yang dilakukan dalam menekan angka pengangguran, kata dia, pihaknya menempuh cara pendekatan dengan lembaga pendidikan yang ada, baik untuk tingkat sekolah menengah maupun perguruan tinggi.
"Kami minta lembaga pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang siap pakai atau yang langsung bisa diserap oleh pangsa pasar," katanya.
Direktur Bali Paradise Citra Dewata, Wayan Kawan Setiawan mengatakan, tenaga kerja yang ingin bekerja ke luar negeri harus mempersiapkan kemampuan mereka, baik keahlian maupun kemampuan berbahasa asing.
"Kami harus mempersiapkan tenaga kerja yang profesional dan handal. Sehingga lulusan di lembaga kami siap bekerja di mana saja," ucapnya.
Sementara untuk sektor informal, Pemkot Denpasar menggelar berbagai pelatihan untuk mendorong angkatan kerja yang ada berani berwirausaha. Pelatihan yang dilakukan seperti perbengkelan, menjarit, spa dan perdagangan. Setelah pelatihan para angkatan kerja ini biasanya diberikan bantuan alat kerja sesuai dengan bidangnya.(*)
(T.I020/P004/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010