Yogyakarta (ANTARA News) - Kerugian di sektor ekonomi akibat erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, sejak 26 Oktober 2010 hingga kini diperkirakan mencapai Rp3,4 triliun.
"Kerugian sebesar itu akibat matinya kegiatan ekonomi masyarakat, seperti perhotelan, pariwisata, kuliner, pertanian, perkebunan, dan peternakan. Kami berupaya mengembalikan kegiatan ekonomi masyarakat," kata Bupati Sleman, Sri Purnomo pada diskusi "Recovery Jogja Pascaerupsi" di Yogyakarta, Kamis.
Ia mengatakan, dalam status Merapi yang hingga kini masih awas, pemerintah akan memberikan tempat tinggal sementara atau "shelter" bagi pengungsi. Di "shelter" selain mereka bisa tinggal juga diharapkan akan ada kegiatan ekonomi.
"Kami telah melakukan persiapan pembangunan `shelter` yang diharapkan bisa bertahap mengembalikan kegiatan ekonomi masyarakat. Selain persiapan lahan, lokasi `shelter` juga tidak terlalu jauh dengan tempat tinggal mereka semula sehingga kultur ekonominya tidak jauh berbeda," katanya.
Menurut dia, warga tidak mau tinggal di "shelter" yang terlalu jauh dengan tempat semula. Lokasi telah siapkan di Umbulharjo, Cangkringan, seluas tiga hektare dan di Kepuharjo, Cangkringan, seluas 13 hektare.
Di Glagaharjo, Cangkringan, juga telah disiapkan tanah kas desa seluas delapan hektare, di Wukirsari, Cangkringan, disiapkan lahan seluas tiga hektare tanah tegalan, dan di Argomulyo seluas 2-3 hektare.
"Shelter dibangun dengan konsep memberdayakan lingkungan sehingga masyarakat bisa berkarya dan kultur kerjanya tidak berubah. Setelah mereka berada di `shelter`, selanjutnya akan kami bicarakan rekonstruksi dan rehabilitasi," katanya.
Pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Anggito Abimanyu mengatakan, kerugian senilai Rp3,4 triliun itu merupakan jumlah yang besar dan bisa bertambah seiring dengan status Merapi yang belum stabil.
Bahkan, menurut dia, jika dihitung dengan kerugian lain yang mengikuti bisa terakumulasi jumlah hingga Rp5 triliun.
"APBN kita belum bisa mencukupi. Sekarang yang perlu dipikirkan adalah bagaimana dalam 4-5 tahun ke depan kegiatan ekonomi masyarakat bisa diperbaiki," katanya.(*) (L.B015*E013/B012/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010