Tokyo (ANTARA News) - Dolar Amerika Serikat (AS) bergerak sempit terhadap mata uang utama di Asia pada Kamis, karena penjualan euro berhenti sebelum pembicaraan tentang krisis utang Irlandia yang besar dan data AS yang lemah, kata para dealer layaknya dilaporkan AFP.

Euro naik tipis ke 1,3560 dolar dalam perdagangan pagi di Tokyo dari 1,3530 dolar di New York akhir Rabu, melihat jeda dari penurunan baru-baru ini karena zona euro berjuang menangani tingkat utang negara mengkhawatirkan di Irlandia.

Mata uang tunggal Eropa itu naik menjadi 112,77 yen dari 112,50 yen. Adapun dolar AS berada di 83,18 yen.

Ketakutan untuk blok mata uang tunggal itu menurun, karena berita pejabat Irlandia akan mengadakan pembicaraan pada Kamis dengan delegasi dari Komisi Eropa, Bank Sentral Eropa dan Dana Moneter Internasional untuk membahas kemungkinan penyelamatan.

Setiap kesepakatan sementara akan mengurangi ketidakpastian atas kesulitan utang Irlandia, kata Yuichiro Harada, pialang senior di Mizuho Corporate Bank, menambahkan bahwa euro akan naik menjadi 1,3620 pada Kamis kemudian.

Irlandia sedang dipaksa untuk menghadapi konsekuensi dari memperpanjang dana talangan (bailout) sektor perbankan, yang telah mendorong defisit publik menjadi 32 persen dari PDB tahun ini - lebih dari 10 kali batas Uni Eropa.

Hal ini juga dikenal pada Yunani yang harus menerima kondisi ketat dengan imbalan bailout 110 miliar euro (setara 148 miliar dolar AS) yang disetujui pada Mei 2010.

Direktur Southern Cross Equities, Charlie Aitken, mengatakan bahwa Irlandia kemungkinan akan di-bailout, dan dolar AS dan euro akan melanjutkan tren menurun mereka.

"Emas akan kembali menjadi mata uang global terakhir," katanya.

Euro juga mendapat istirahat Kamis, setelah indikator ekonomi AS lebih lemah dari perkiraan, kata para dealer, yang didukung kasus Federal Reserve tetap mendukung ekonomi AS, menekan greenback.

Data yang dirilis Rabu menunjukkan harga konsumen di AS meningkat di tingkat lambat 0,2 persen pada Oktober dan perumahan mulai merosot ke dekat rekor rendah bulan lalu.

Data memperkuat pandangan "bahwa Fed akan tetap berkomitmen untuk menyelesaikan program penuh QE2, jika tidak lebih", kata Mitul Kotecha dari Credit Agricole`s.
(Uu.A026/A023/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010