"Di Lampung memang ada sejumlah varietas padi yang telah terdaftar sebagai varietas lokal unggulan, dan untuk lahan rawa ada padi Ampai Merah," ujar salah seorang peneliti BPTP Lampung, Ernawati, saat dihubungi di Bandarlampung, Jumat.
Varietas lokal ini merupakan salah satu sumberdaya genetik lokal dan biasa ditanam petani dan dibudidayakan secara konvensional di wilayah Kecamatan Mesuji Timur, Kabupaten Mesuji.
"Kita akan mulai mengembangkan varietas ini di Lampung, kemarin didaftarkan dulu di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman Pangan (PPVTP). Varietas lokal ini memiliki sejumlah potensi yang cukup baik untuk menambah produksi padi di sini," katanya.
Padi Ampai Merah tersebut gabahnya mampu bertahan cukup lama di dalam tanah meski lingkungan tidak begitu baik, dan akan kembali tumbuh bila kondisi lingkungan telah membaik.
"Gabah padi ini modelnya kalau kemarau tanahnya terangkat karena posisi tumbuh di rawa dan bisa bertahan menunggu kondisi lingkungan membaik, lalu produksinya pun cukup berpotensi dengan jumlah 10 ton per hektare," katanya.
Umur tanaman padi ini sekitar 145 hari, dengan tinggi kurang lebih 183,7 centimeter, tekstur beras cukup keras, dan batang tahan rebah.
"Padi varietas lokal ini cukup berpotensi karena lahan rawa di Lampung banyak, lalu tanaman padi ini pun tahan terhadap cuaca serta mampu berproduksi tinggi sehingga kita terus mengembangkan agar dapat ditanam luas," tambah Ernawati.
Baca juga: Kementan panen perdana demfarm varietas unggul di Probolinggo
Baca juga: Percepat produksi lokal, Kementan siapkan 6 varietas unggul kedelai
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021