"Pertandingan sudah beres, saya tengok bibi dan paman saya di sini, senang berbagin suka dengan mereka," kata Susyana Chang di Guangzhou, Kamis.
Meski cukup lama berlatih di Shanghai, ia mengakui Guangzhou memberi kesan tersendiri. Karena di Kota Bunga itu ia menorehkan medali perunggu dari nomor changquan.
Ia mengaku kecewa gagal mempertahankan medali perak Asian Games 2006, meski demikian ia mengaku tetap senang karena memberikan medali bagi Indonesia.
"Sebagian besar atlet teman-teman berlatih di Shanghai, saya bersyukur tetap bisa membawa pulang medali ke Indonesia," kata Susyana.
Hari-hari menjelang kepulangan kontingen Indonesia ke tanah air, Susyana mengaku akan memanfaatkannya untuk menghabiskan waktu senggangnya dengan menikmati suasana kota yang dibangun 2222 ribu tahun lalu itu.
Sejumlah cendera mata yang diincarnya dari kota itu sudah didaftar. "Semuanya yang khas-khas saja," kata Susyana.
Terkait sulitnya menembus medali emas pada Asian Games 2010, menurut dia karena dominasi atlet tuan rumah begitu kuat.
"Beruntung bila berlaga tanpa mereka, namun mereka juga mengincar peluang yang sama dengan saya. Persaingan begitu berat dan ketat," kata Susyana.
Ia mengaku senang karena wushu mampu memberikan medali bagi Indonesia, termasuk yang diraih Ivana, rekannya yang meraih perak sekaligus medali pertama bagi Indonesia.
"Ke depan saya berharap mampu meraih prestasi yang lebih baik lagi, jangka pendek saya konsentrasi di SEA Games 2011," kata Susyana menambahkan.
(S033/S018/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010