Pemantauan di Mamuju Utara, Kamis, ratusan rumah penduduk yang ada di Kecamatan Baras, Tikke Raya, Sarudu, terendam banjir hingga setinggi lutut orang dewasa.
Masyarakat yang rumahnya terendam banjir di tiga kecamatan tersebut masih bertahan di pemukiman mereka sambil menunggu air sungai Lariang surut.
"Banjir yang terjadi karena meluapnya sungai Lariang sudah biasa bagi masyarakat setempat karena ketinggian air tidak mengancam keselamatan mereka," kata Beddu salah seorang warga.
Kata dia, masyarakat tidak mengungsi ke tempat yang lebih aman, dan memilih tinggal di rumah mereka menunggu banjir surut.
Selain merendam pemukiman penduduk, banjir di tiga kecamatan yang terkenal karena banyaknya perkebunan sawit di wilayah itu, juga merendam ratusan hektare tanaman perkebunan milik masyarakat setempat.
Tanaman masyarakat yang paling banyak terendam dan menjadi rusak hingga ratusan hektare adalah tanaman jagung, padi dan jagung milik masyarakat, sehingga mereka merugi.
Selain itu banjir juga mengancam jalan dan jembatan trans Sulawesi yang terletak di bantaran sungai Lariang, sepanjang 200 meter.
Warga mengaku sangat khawatir dengan kondisi itu. Jika jalan trans Sulawesi yang menghubungkan kabupaten Mamuju dan Mamuju Utara tersebut putus atau rusak berat akan membuat urat nadi perekonomian masyarakat menjadi lumpuh. "Tidak adanya sarana transportasi alternatif yang lain," katanya.
"Kalau jalan trans Sulawesi tersebut putus maka masyarakat terancam terisolir karena saluran kebutuhan pokok masyarakat dari Kabupaten Mamuju ke Kabupaten Matra ini tidak akan dapat dilakukan," kata Arman salah seorang warga lainnya. (MFH/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010