Guangzhou (ANTARA News) - Menteri Negara Pemuda dan Olah raga Andi Mallarangeng meminta atlet Indonesia tidak "patah arang" dan tetap semangat kendati hingga hari kelima belum meraih medali emas.
"Jangan terbebani dan tidak patah arang karena kita belum meraih medali emas. Tetap tampil terbaik dan jaga semangat karena kesempatan masih ada," kata Menegpora saat mengunjungi Media Press Center Asian Games XVI/ 2010 di Guangzhou, Rabu.
Menurut Andi, kesempatan bagi Indonesia untuk mendulang medali emas masih ada dan sangat terbuka.
Ia meminta atlet dan official untuk tidak terpengaruh dan tergantung pada target awal.
Khusus pada atlet, Andi meminta agar tetap berjuang karena kesempatan masih mereka miliki.
"Jangan sampai karena belum peroleh emas menjadi terbebani saat tampil di semifinal atau final, karena itu justeru bisa merusak penampilan. Tetap jaga semangat dan hasilkan penampilan terbaik," kata Menegpora.
Pada kesempatan itu, Menegpora juga meminta pelatih dan official menjaga psikologis dan spirit bertanding atletnya untuk tetap pada performance terbaiknya di setiap laga.
"Boleh lepas target dari satu atlet, namun harus menjadi motivasi bagi yang lain untuk bangkit, Hal itu sudah dibuktikan dengan hadirnya medali dari atlet yang tidak ditarget medali," katanya.
Ia menunjuk peraih medali perak Ivana dari wushu yang tampil lepas tanpa beban, meski sejak awal tidak ditarget medali di ajang itu.
"Siapapun masih ada kesempatan, Ivana, Citra dan Irsal telah membuktikannya, kesempatan masih terbuka. Bulutangkis juga," kata Andi Mallarangeng.
Pada kesempatan itu, ia mengapresiasi para atlet yang telah memberikan perjuangan terbaiknya di ajang Asian Games XVI.
Dominan
Terkait kesulitan Indonesia meraih medali emas di ajang Asian Games XVI/ 2010, menurut Menegpora juga dialami kontingen lainnya dari Asia Barat, Selatan dan Asia Tenggara.
"Kita ketinggalan jauh dari prestasi atlet Asia Timur, bukan hanya Indonesia tapi juga negara lainnya di belahan Asia," kata Menegpora.
Ia menyebutkan China, Jepang, Korea yang menempati tiga besar klasemen dari kawasan Asia Timur. Berikutnya China Taipei dan Macao juga di kawasan sama.
"Ketiga negara peraih medali terbanyak, masing-masing sudah `double digit`, peserta dari Asia Barat, Selatan, Tenggara termasuk juga pecahan Uni Soviet juga tak bisa mengimbangi," kata Andi.
Kondisi serupa juga saat bertanding di Olimpiade, dimana China dan Korea yang masuk persaingan. Hal itu menjadi salah satu bahan evaluasi bagi Indonesia untuk menyiapkan dan memaksimalkan strategi pembinaan atlet di masa mendatang.
Ia optimistis melalui rintisan pembinaan Prima dan Pratama yang digulirkan di tanah air, bisa memberikan perubahan ke depan. Salah satunya menekankan pembinaan terhadap cabang tertentu secara fokus untuk Olimpiade.
Ketika diminta tanggapannya terkait kemungkinan stagnasi bahkan degradasi prestasi olah raga Indonesia, Menegpora secara tegas membantahnya.
"Nggak sama sekali terjadi degradasi prestasi, yang terjadi kebangkitan, namun dinamikanya masih dibawah permukaan, ke depan dengan strategi pembinaan yang telah kita siapkan optimis bisa meraih prestasi yang lebih baik lagi," katanya.
Pada kesempatan itu, Menegpora meminta rakyat Indonesia untuk mendukung doa bagi kesuksesan Kontingen Indonesia di ajang Asian Games XVI/ 2010.
(S033/R007/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010