Kupang (ANTARA News) - Perayaan hari raya Idul Adha merupakan momentum atau kesempatan bagi seorang muslim mendekatkan diri kepada Allah SWT, menggapai ridha-Nya, dan menyempurnakan ketakwaan kepada-Nya.
"Idul Adha adalah bagaimana seorang muslim mendekatkan diri kepada Allah SWT, menggapai ridha-Nya, dan menyempurnakan ketakwaan kepada-Nya," kata Khatib H. Saleh Orang dalam khotbah shalat Idul Fitri 1431 Hijriah di anjungan pameran Fatululi, Kelurahan Fatululi, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu.
Dihadapan ribuan jamaah muslim dan muslimat serta pemuda dan anak-anak, H Saleh Orang mengatakan umat Islam harus memahami tujuan dan substansi Idul Adha agar tidak terjebak pada momentum ritual tahunan belaka.
Ia mengatakan, bagi para orang tua, Idul Adha adalah momentum untuk kembali membangun komunikasi secara vertikal dan horizontal, atau komunikasi antara manusia dengan Allah SWT, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam serta lingkungannya.
Menurut dia, hikmah Idul Adha adalah agar orang mau berpikir dan merenungkan tentang bagaimana kuatnya godaan harta terhadap keimanan dan kecintaan kepada Allah SWT.
"Ketika godaan itu semakin kuat, orang hanya dapat berharap pada nurani yang selalu membisikkan agar tidak terpengaruh. Karena itu tindakan mawas diri dan introspeksi diri dan semangat berkurban bagi sesama penting dilakukan," katanya.
Saleh Orang pada kesempatan itu mengajak kaum muslim di seluruh daerah Nusa Tenggara Timur bahkan Indonesia untuk selalu meneladani Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail AS.
Karena Nabi Ibrahim dan Ismail AS memiliki kerelaan dan kepasrahan serta ketabahan yang tulus menjalankan segala perintah Allah. Kerelaan untuk berkorban dan perjuangannya itulah yang harus kita tegakkan agar negeri ini lebih baik.
Ia mengatakan Nabi Ismail dalam usianya yang masih relatif muda, rela mengurbankan nyawanya demi Allah dan kepatuhan kepada orang tuanya," katanya.
"Dalam menghadapi kehidupan selayaknya meneladani kehidupan keluarga Nabi Ibrahim AS," katanya.
Sebab, ada drama kehidupan yang besar dalam sejarah umat manusia yang di dalamnya terungkap keridoan seorang ibu dalam berkorban, keikhlasan seorang anak dalam kepatuhan kepada orang tua, serta ketawakalan seorang ayah dalam menjunjung tinggi perintah Allah SWT.
Selain mengajak kaum muslim untuk meneladani Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, Saleh Orang yang juga mantan anggota DPRD Kota Kupang ini, mengingatkan para pejabat, politisi, ilmuwan, teknokrat dan seluruh lapisan masyarakat untuk memahami dan memaknai isi yang terkandung dalam Alquran.
Ia menegaskan, terlalu banyaknya musibah yang menimpa negeri ini karena para pejabat, para pemimpin negeri ini, politisi dan semua pihak tidak bisa memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran.
Padahal, Alquran telah memberikan banyak "warning" untuk keselamatan negeri ini."Kalau pun ada yang mengingatkan akan kondisi negeri ini dengan merujuk pada nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran, para pemimpin negeri ini tak pernah menghiraukan," katanya.
Ia juga mengingatkan agar para pemimpin negeri, pejabat dan politisi serta ekonom tidak hanya berpikir ekonomi semata. Ekonomi memang penting, namun bukan berarti mengabaikan aspek lain yang juga penting, yakni lingkungan alam. (ANT/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010