Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan RI berupaya memenuhi kebutuhan sekitar 400 juta dosis lebih vaksin COVID-19 di Tanah Air hingga akhir tahun 2021 melalui skema transaksi bisnis, hibah serta kerja sama multilateral.

"Direncanakan akan melakukan vaksinasi lebih dari 200 juta rakyat Indonesia sampai dengan akhir tahun. Kalau masing-masing membutuhkan dua dosis, dibutuhkan sekitar 400 juta dosis," kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan keterangan pers kedatangan vaksin Pfizer yang dipantau dari Jakarta, Kamis sore.

Menurut Budi sampai Juli 2021 Indonesia baru berhasil memperoleh 90 juta dosis vaksin COVID-19, sedangkan sisanya akan dipenuhi sampai akhir tahun.

Baca juga: Sumbangan 450 ribu vaksin COVID-19 dari Belanda tiba di Indonesia

Budi mengatakan pemerintah Indonesia sudah memiliki perjanjian untuk memperoleh sekitar 370 juta dosis vaksin tambahan. "Sedangkan sisanya untuk kontrak yang sudah ditandatangani mudah-mudahan tanggalnya masih bisa kita pastikan agar kita bisa memperoleh 430 juta dosis sampai akhir tahun," katanya.

Menurut Budi pengadaan vaksin tersebut terdiri atas beberapa perjanjian yang sifatnya 'business to business' (B to B) atau transaksi bisnis, kerja sama multilateral dan juga hibah dari negara-negara tetangga.

"Kedatangan vaksin Pfizer ini adalah bagian dari business to business antara pemerintah Indonesia dengan Pfizer dari Amerika. Ada empat jenis vaksin yang kita lakukan business to business yaitu Sinovec, Astrazeneca, Pfizer dan Novavax," katanya.

Dari empat jenis vaksin yang pengadaannya dilakukan secara business to business, kata Budi, tiga di antaranya sudah diterima di Indonesia, yakni Sinovac sejak 13 Januari 2021, AstraZeneca pada Agustus 2021.

"Jadi kedatangan Pfizer sebesar 1,5 juta dosis dan Astrazeneca sebesar 567 ribu dosis ini adalah kedatangan pertama dari vaksin business to business kita," katanya.

Budi mengharapkan sampai akhir tahun Indonesia bisa memperoleh 50 juta dosis tambahan dari Pfizer secara business to business. "Sekitar 20 juta hingga 30 juta vaksin business to business dari Astrazeneca untuk melengkapi 175 juta dosis vaksin Sinovac," katanya.

Baca juga: Satgas: Kasus COVID-19 tingkat nasional alami tren perbaikan

Budi mengatakan pemerintah hingga saat ini masih menunggu persetujuan dari Food and Drug Administration atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat untuk 50 juta dosis vaksin Novavax yang diharapkan akan keluar persetujuannya dalam waktu singkat ini

"Di luar dari vaksin yang business to business ini, kita juga mengikuti kerja sama multilateral dengan GAVI WHO untuk memperoleh 180 juta dosis lagi. Dari GAVI kita sudah menerima vaksin Astrazeneca di awal dan kita akan juga menerima vaksin Pfizer dan Sinovac yang rencananya akan di terima mulai bulan ini juga," katanya.

Sehingga pada Agustus 2021 kata Budi, Indonesia akan menerima Pfizer dari business to business sebesar 1,56 juta dosis dan juga Sinovac sekitar 4,6 juta dosis.

Budi menambahkan di luar dari skema transaksi bisnis dan Multilateral, Indonesia juga menerima bantuan atau hibah dari beberapa negara sahabat salah, satunya dari Belanda pada malam ini sebesar 450 ribu dosis.

"Apa yang dilakukan pemerintah Belanda itu akan sangat bermanfaat bagi akselerasi program vaksinasi Indonesia dan akan memberikan contoh bahwa untuk menyelesaikan pandemi ini semua bangsa, semua rakyat di dunia harus memperoleh akses ke vaksinasi," demikian kata Budi Gunadi Sadikin.

Baca juga: Airlangga: Jakarta masih miliki PR soal capaian vaksin dosis kedua
Baca juga: Ketua MPR minta pemerintah permudah akses vaksinasi COVID-19

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021