Depok (ANTARA) - Universitas Indonesia (UI) dan University of Queensland (UQ) berkolaborasi dalam penyelenggaraan UQ-UI Billateral Research Forum dengan tema Communication for evelopment and Social Change - Diverse Applications, One Goal, dengan memaparkan hasil penelitian berbagai isu terkini.

Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi, drg. Nurtami, Ph.D., Sp,OF(K), dalam keterangannya di Depok, Kamis, mengatakan forum ini merupakan platform bersama antara peneliti UI dan UQ untuk saling memaparkan berbagai isu terkini terkait perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta situasi sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan.

Nurtami berharap kegiatan ini menjadi katalisator bagi para peneliti UI untuk memperluas partisipasi dalam penelitian, pertukaran mahasiswa, dan terus-menerus melakukan join reserach, join symposium dan join publication.

UI terus mendorong adanya kolaborasi riset internasional sebagai salah satu prioritas utama untuk menciptakan kolaborasi pentahelix guna mendukung visi UI menjadi universitas berkelas dunia.

Baca juga: Hasil riset energi terbarukan FTUI mendapat pengakuan internasional

Nurtami meyakini kolaborasi akademik dan kolaborasi riset akan secara signifikan mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas keluaran akademik dan penelitian. Kolaborasi riset diharapkan dapat mengikuti tren global dan memberikan manfaat untuk masa depan lebih baik dalam upaya mencapai Sustainable Development Goals (SDG’s).

Kegiatan ini adalah salah satu tonggak utama di antara pemangku kepentingan riset di UI dan UQ untuk terus bekerja sama dan memperkuat kemitraan.

Pro-Vice-Chancellor, Global Engagement Entrepreneurship UQ, Dr. Jessica Gallagher menyampaikan dalam menghadapi tantangan lingkungan media yang berubah dengan cepat, perlu dikembangkan pendekatan-pendekatan penyelesaian masalah berbasis pengetahuan, inklusif, dan kemampuan untuk beradaptasi. Untuk menghadapi tantangan ini, UQ terus mendorong pengembangan jejaring untuk penelitian kolaboratif.

Forum diskusi ini memberikan peluang bagi pembicara yang sebagian besar adalah mahasiswa doktoral dari kedua Universitas. Dalam durasi maksimal empat (4) menit, presenter harus mampu menyampaikan gagasan atau ide berkaitan dengan riset serta melakukan elaborasi dengan isu SDGs dan perubahan sosial.

Baca juga: UI luncurkan platform pembelajaran daring Makara UI Academy

Terinspirasi oleh konsep 3MT (three minute thesis), setiap pembicara diminta mempersiapkan video presentasi terlebih dahulu (pre-recorded), kemudian diputar satu demi satu oleh moderator atau fasilitator.

Diskusi berjalan dalam waktu yang ketat, namun tidak mengurangi esensi dan makna dari tujuan Forum Bilateral tersebut. Peserta menerima berbagai masukan atas gagasan riset yang sedang dilaksanakan. Tanggapan peserta menjadi masukan yang sangat berharga bagi presenter.

Debashish Sarker Dev, mahasiswa Doktoral di UQ, salah seorang presenter pada kegiatan ini menyatakan bahwa Billateral Research Forum yang diselenggarakan oleh UQ dan UI ini merupakan acara berbagi pengetahuan yang positif.

"Forum ini menampilkan beberapa karya penelitian yang inovatif di bidang komunikasi pembangunan dan perubahan sosial. Secara khusus, ini memberi saya kesempatan untuk belajar dari para sarjana Indonesia tentang bagaimana mereka berkonsentrasi pada pengintegrasian prinsip-prinsip komunikasi pembangunan untuk membawa suara-suara yang belum pernah terdengar," ujarnya.

Doreen Busolo, peneliti radio komunitas pedesaan untuk pemberdayaan perempuan di Kenya dan mahasiswa doktoral di UQ, mengatakan ini adalah acara bagus yang mempertemukan para sarjana yang melakukan studi di berbagai belahan dunia untuk bertukar pikiran melalui berbagai pengalaman dan temuan penelitian.

Dr. Bintan Humeira, salah seorang presenter lulusan Prodi Doktoral Ilmu Komunikasi UI, mengungkapkan perasaan senang karena dapat terlibat dalam kegiatan ini.

Baca juga: Rektor dorong UI bertransformasi menuju Entrepreneurial University

Baca juga: UI gelar kegiatan bulan riset dan inovasi

"Saya bisa berbagi ilmu sekaligus memperoleh perspektif baru dalam melihat fenomena sosial dari paparan presenter lain. Forum ini tentunya akan memperkaya cara pandang kita sebagai akademisi dalam memahami fenomena sosial, budaya, politik, dan agama di masyarakat,” katanya.

Dr. Bintan berharap semoga forum riset ini akan menghasilkan ragam riset kolaboratif dan dapat menjadi ruang membangun shared knowledge pada masa mendatang.

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021