Jakarta (ANTARA) - Ketua Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyampaikan bahwa kasus COVID-19 di tingkat nasional mengalami tren perbaikan dalam tiga hingga empat pekan terakhir.
"Hal ini tentunya menjadi kabar baik dan semangat bagi kita semua untuk dapat terus berupaya menekan kasus COVID-19 setidaknya hingga mencapai keadaan seperti sebelum terjadi lonjakan kasus," ujar Wiku dalam konferensi pers yang dipantau via daring di Jakarta, Kamis.
Ia mengemukakan, pada periode 9-15 Agustus ini terjadi penurunan kasus positif di 25 provinsi atau 73 persen dari seluruh provinsi di Indonesia.
Baca juga: Jabar catat kasus positif COVID-19 paling tinggi
Ia menyebutkan provinsi yang paling banyak mengalami penurunan kasus positif, yakni Jawa Barat turun 7.128 kasus, DKI Jakarta turun 5.201 kasus, Jawa timur turun 4.407 kasus, Kalimantan timur turun 2.959, dan NTT turun 2.866 kasus.
Ia menambahkan, penurunan kasus ini juga diiringi positivity rate dari sebelumnya 23,57 persen pada tanggal 2-8 Agustus, menjadi 21,48 persen pada 9-15 Agustus atau turun 2,09 persen.
"Artinya, sebagian besar provinsi di Indonesia sudah mengalami perbaikan dan semakin dapat mengendalikan penularan," ujar Wiku.
Namun, ia mengatakan, sayangnya masih ada sembilan provinsi yang masih menunjukkan angka kenaikan kasus pada periode itu.
Disebutkan, sembilan provinsi itu yakni Jawa tengah yang naik sebesar 2.952 kasus, Bali naik 1.094 kasus, Papua barat naik 667 kasus, Kalimantan Tengah naik 553 kasus.
Kemudian, Sulawesi barat naik 295 kasus, Aceh naik 247 kasus, NTB naik 208 kasus, Maluku naik 167 kasus, dan Jambi naik 41 kasus.
Wiku mengingatkan, penurunan kasus yang terjadi di tingkat nasional sebaiknya tidak serta merta menjadi justifikasi bagi pemerintah daerah untuk lengah atas keadaan daerahnya masing-masing.
"Pemerintah daerah harus konsisten aktif membaca data perkembangan COVID-19 di daerahnya, dengan membaca data secara berkala maka pemerintah daerah dan masyarakat dapat mengantisipasi kenaikan kasus semaksimal mungkin dan penanganan kasus sedini mungkin," katanya.
Baca juga: 56,04 juta jiwa telah mendapat vaksin dosis pertama
Baca juga: Satgas COVID-19 Pusat tinjau Pasar Sleman Unit I dan RSUD Sleman
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021