Sumenep (ANTARA News) - Polisi memasang "garis polisi" di sekitar lokasi ledakan pada sepeda motor yang dikendarai warga Desa Bicabbi, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Junahriya (16/11).
Akibat ledakan tersebut, pengendara sepeda motor tewas dengan kondisi mengenaskan, yakni bagian tubuhnya ditemukan dalam kondisi tidak utuh.
Pantauan di lapangan hingga Rabu dini hari, lokasi ledakan pada sepeda motor yang berada di Dusun Laok Lorong, Desa Bunpenang itu masih dipenuhi oleh warga.
Sejumlah anggota Satuan Sabhara Polres Sumenep yang bersenjata disiagakan di samping "garis polisi" dan meminta warga untuk tidak melintasinya.
Sementara Kapolres Sumenep, AKBP Susanto bersama jajarannya hingga Rabu dini hari masih terlihat sibuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Sejumlah polisi yang tidak mau disebutkan namanya, menjelaskan, pihaknya masih menunggu kedatangan tim dari Polda Jatim yang akan dilibatkan dalam olah TKP.
"Kami belum tahu penyebab pasti munculnya ledakan pada sepeda motor yang dikendarai korban. Namun, memang ada dugaan korban sedang membawa sesuatu yang bisa meledak," katanya menuturkan.
Wartawan ANTARA di lokasi telah berusaha menghubungi Kapolres Sumenep, AKBP Susanto untuk meminta waktu bertemu sebentar dengan cara mengirim pesan pendek ke telepon genggamnya.
Namun, hingga pukul 01.00 WIB, Kapolres tidak menjawab pesan pendek tersebut dan masih terlihat serius berbicara dengan anggotanya di TKP.
Kabar adanya ledakan pada sepeda motor cepat tersebar kepada warga hingga di luar Kecamatan Dungkek.
Warga Desa Batang Batang Daya, Kecamatan Batang Batang, Rikso adalah salah seorang yang berada di lokasi.
"Saya hanya ingin melihat langsung kondisi korban yang katanya tewas dengan tubuh tidak utuh. Ternyata tidak bisa melihat dari dekat, karena dilarang polisi untuk masuk ke lokasi," katanya menambahkan.
Ledakan pada sepeda motor yang dikendarai Junahriya terjadi pada Selasa (16/11) malam sekitar pukul 18.30 WIB.
Jarak antara lokasi ledakan dengan rumah korban sekitar 200 meter. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010