Jakarta (ANTARA) - Dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Wahyu Raihan, anak seorang teknisi pendingin udara(AC) yang tinggal di kawasan Jakarta Barat.
Pasalnya, saat lulus sekolah dasar (SD), ia tidak diterima di sekolah menengah pertama (SMP) negeri karena nilainya yang tidak mencukupi, sedangkan untuk melanjutkan ke SMP swasta, orang tuanya tidak memiliki uang yang cukup.
Anak dari pasangan Triyono dan Endang Suwartini tersebut dimasukkan ke dalam program Rumah Belajar yang diinisiasi Yayasan Cinta Anak Bangsa, yang memfasilitasi sekolah Wahyu sampai tamat SMA, bahkan bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Wahyu dan orang tuanya yakin dengan bergabung dalam yayasan tersebut, Wahyu dapat berkembang.
“Dengan latar belakang keluarga ekonomi menengah bawah, saya sangat bersyukur mendapatkan pendidikan yang cukup memadai, dengan adanya hal ini bisa menjadi kesempatan emas bagi saya untuk dapat meningkatkan derajat keluarga saya,” kata Wahyu, beberapa waktu lalu.
Saat duduk di kelas 3 SMP, orang tua Wahyu mendapatkan info bahwa Yayasan Cinta Anak Bangsa membuka kerja sama dengan Global Sevilla School untuk memberikan beasiswa bagi anak-anak yang berprestasi.
Wahyu yang berminat dengan peluang tersebut, semakin terpacu untuk belajar agar memenuhi syarat mendapatkan beasiswa. Kerja kerasnya membuahkan hasil, yaitu mendapatkan ranking 3 besar di kelasnya. Prestasi itu dipertahankan sampai kelas 10. Ketika ikut seleksi penerimaan Beasiswa dari Global Sevilla School Wahyu berhasil lulus seleksi.
“Mendapatkan beasiswa di Global Sevilla School, merupakan kesempatan yang sangat besar bagi saya, karena saya dapat berkembang pesat dan jauh lebih maju dari sebelumnya,” ujar dia.
Sistem pembelajaran dan fasilitas sekolah memungkinkannya untuk mampu mengembangkan potensi dirinya. Metode pembelajaran yang efektif yang diberikan sangat membantunya untuk berkembang.
Selain itu, sikap transparansi yang diterapkan di sekolah terhadap orang tua murid, menjadikan para orang tua mengetahui apa saja kemajuan yang terjadi pada anaknya dalam hal akademik maupun nonakademik.
“Orang tua saya sangat mendukung apa yang menjadi bakat dan minat saya. Mereka selalu memberikan dorongan penuh terhadap rencana dan tujuan yang telah saya buat, mereka tidak memberikan batasan untuk saya meraih cita-cita yang ingin saya gapai. Hal ini tercipta karena adanya rasa percaya orang tua saya terhadap pihak sekolah untuk membimbing anaknya,” ucap dia.
Kondisi itu mengubah dirinya, yang di mana sebelumnya dia belum menemukan potensi diri yang sesungguhnya. Setelah menempuh pendidikan dan mengikuti sistem pendidikan di sekolah, ia mampu untuk menggali potensi dan bakat lebih dalam lagi.
Kepekaan pihak sekolah dalam mengembangkan bakat dan minat para murid juga diperlukan, agar murid lebih memiliki tujuan ke depan yang tertata. Selain itu, ketersediaan layanan konsultasi yang dapat menuntunnya dalam menemukan bidang apa yang cocok untuk dia geluti di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
“Semua ini karena keberhasilan peran sekolah dan orang tua dalam membantu saya mengembangkan potensi diri saya. Selain itu kerja keras dan rasa ingin belajar yang terus saya tanamkan dalam diri juga menjadi bekal utama bagi saya dalam mencapai tujuan,” katanya.
Wahyu Raihan berhasil lolos Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Institut Seni dan Budaya Indonesia, Bandung. Ia melanjutkan pendidikan dengan mendapatkan beasiswa KIP Kuliah yang disediakan pemerintah.
Untuk bisa lolos di ISBI Bandung, Wahyu mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik..Hal pertama yang Wahyu lakukan adalah mengimbangi kegiatan sekolah dengan persiapan seleksi masuk.
Kemudian, latihan membuat portofolio setiap malam paling sedikit satu gambar diselesaikannya. Wahyu juga mencari-cari referensi, pengalaman dari orang-orang yang sudah berhasil tembus ke PTN melalui Youtube.
Mindfulness
Wahyu menambahkan program mindfulness yang merupakan program unggulan di Global Sevilla School, membantunya untuk dapat berprestasi di sekolah.
Sejumlah prestasi disabetnya, mulai dari juara dua lomba poster yang diselenggarakan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa, juara satu lomba poster yang diselenggarakan oleh Konsorsium Pertanian Indonesia, juara satu lomba desain masker yang diselenggarakan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa, dan juara tiga lomba poster, dengan tema Hari Pahlawan yang diselenggarakan oleh Universitas Delihusada.
Melalui latihan mindfulness, Wahyu mengalami kondisi yang mana kesadarannya lebih tenang yang membantu perkembangan kreativitasnya. Selain itu, setiap keputusan diambil dan dipikirkan dengan tenang, matang, konsentrasi, sehingga keputusan yang diambil bisa lebih tepat.
“Program mindfulness ini sangat membantu saya dalam menata rencana dan tujuan saya setiap harinya, pengendalian diri penuh yang selalu diajarkan di sekolah membuat saya benar-benar fokus dalam mengambil setiap keputusan yang saya buat, agar mendapatkan hasil yang maksimal,” kata Wahyu.
Wahyu berpesan pada siswa lainnya untuk dapat menggapai tujuan yang diinginkan adalah fokus dengan tujuan masing-masing, karena hal itumenjadi kunci untuk terus berkomitmen dengan apa yang diinginkan.
Menurut Wahyu pertimbangkan semua keputusan yang ingin dibuat, agar tidak terjadi penyesalan saat mendapatkan hasil yang tidak sesuai. Terakhir, tetap semangat, kerja keras dan rasa ingin terus belajar menjadikan diri kita agar tetap maju dan berkembang. Jika hanya bakat tanpa ada usaha dan kerja keras, bakat tersebut tidak akan berkembang.
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021