Menko Kesra menyampaikan hal itu dalam komprensi pers usai melaporkan hasil peninjauan bencana Mentawai ke Presiden SBY melalui tele conference di VIP Room Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman, Selasa.
Kesempatan yang sama Kepala Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB), Syamsul Maarif melaporkan perkembangan bencana Merapi di Yogyakarta kepada Presiden.
Menko Kesra bersama, Meteri PU Djoko Kirmanto, Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa, Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno serta sejumlah pejabat lainnya, Selasa pagi bertolak ke Mentawai meninjau lokasi pembangunan hunian sementara untuk korban tsunami.
"Percepatan pemulihan yang diarahkan Presiden SBY, tetap sesuai dengan kondisi masyarakat setempat," kata Agung sembari menambahkan, Kepala Negara juga meminta agar menjaga stabilitas masa tanggap darurat, masa transisi dan masa rehabilitasi serta rekontruksi, diharapkan bisa disegerakan.
Jadi, untuk pemulihan Mentawai pasca bencana tsunami, pemerintah pusat telah menyediakan anggaran senilai Rp25 miliar melalui BNPB serta di tambah dengan dana APBD provinsi dan Kabupaten Mentawai.
Jika ada kemungkinan melakukan relokasi, tambahnya, agar dilaksanakan dengan sosialisasi dan pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat setempat, agar tidak menimbulkan problema dimasa datang.
Presiden SBY, kata Agung, juga mengharapkan pemerintah daerah mesti melakukan penataan ulang tata ruang yang lebih baik dalam menghadapi bencana sesuai dengan kondisi dan situasi alam, bencana dan masyarakat.
Arahan Kepala Negara itu, supaya ke depan pengembangan dan kenyamanan hidup masyarakat lebih terjamin, dalam artian dapat mengurangi kerugian maupun korban jiwa ketika ada bencana.
Agung Laksono juga menyampaikan, dalam menanggapi isu dan hasil penelitian para ahli terhadap prediksi akan terjadi lagi tsunami di Siberut, agar pemerintah daerah melakukan langkah-langkah yang konkrit.
Langkah yang harus dilakukan, seperti sosialisasi mitigasi bencana, pencerdasan dan penyadaran masyarakat apa-apa yang mesti dilakukan saat terjadi bencana tersebut.
Pendidikan dan membudayakan cara-cara penyelematan diri masing-masing ketika bencana terjadi, menurut Agung, merupakan sebuah upaya yang mesti disegerakan.
Selain itu, pembangunan shelter-shelter serta perumahan masyarakat, gedung dan kantor serta lain-lain hendakanya mengacu pada standar dan kualitasnya yang baik.
Jangan Resah
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno disela-sela kegiatan tersebut, juga mengimbau agar masyarakat tidak usah resah, dan mari hadapi kemungkinan-kemungkin ini dengan upaya melatih diri terbiasa dengan cara-cara penyelamatan diri saat terjadi bencana.
Mempersiapkan diri serta mental, tambah Irwan, merupakan tugas kita bersama-sama menyikapi kondisi perubahan alam dan iklim sebagai bahagian dari hidup di daerah yang rawan bencana.
"Betapa buruknya kondisi negeri ini, kita tidak mesti meninggalkan karena bahagian dari tumpah darah bangsa kita. Yang terpenting sesungguhnya kita mesti belajar dan menyikapi kondisi ini secara arif dan bijaksana," katanya.
(ANT/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010