Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsudin meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk turun tangan dalam kasus Gayus Tambunan.
Din menyatakan hal itu kepada wartawan usai menjadi khatib dalam shalat Idul Adha di Jalan Pahlawan, Surabaya, Jatim, Selasa.
Menurut dia, kasus keluarnya terdakwa mafia penggelapan pajak Gayus Tambunan dari Rutan Brimob Kelapa Dua Depok ke Pulau Dewata, membuktikan jika aparat penegak hukum masih amburadul.
"Bisa dengan santainya Gayus Tambunan dari Rutan ke Bali sangat menyedihkan, memalukan, dan membuktikan bahwa penegakan hukum masih korup, dan sebatas retorika saja," ujarnya menegaskan.
Dikatakannya, saat diawal menjadi orang pertama di Indonesia lalu, Presiden SBY pernah menyatakan dengan tegas menjadi orang pertama yang memimpin kasus pemberantasan korupsi.
Karena itulah, lanjut Din, pihaknya menyarankan agar Presiden dengan tegas menindak dan memberikan sanksi tepat kepada pihak - pihak yang telah membantu kelancaran Gayus keluar rutan.
"Kalau ingin membenahi dan membuat bangsa ini aman dari korupsi, maka Presiden harus bergerak dan turun secara langsung memberantas korupsi yang sudah seperti gurita di negara kita," paparnya.
Selain itu, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia tersebut juga meminta agar penegakan hukum kasus korupsi tidak hanya dilakukan pada tingkat bawah saja, namun juga pada kalangan atas.
Pria kelahiran Sumbawa Besar, 52 tahun lalu tersebut juga menjelaskan, peristiwa itu juga menunjukkan jika aparat pemberantasan korupsi masih berupa retorika dan kasus "pelesiran" Gayus ke Bali dinilai sebagai puncak gunung es kasus korupsi di negeri ini.
"Sekarang saatnya diperlukan sebuah ledakan besar untuk menghancurkannya. Kasus Gayus adalah bentuk syirik sosial, syirik yang timbul karena mendewakan materi uang sebagai segala - galanya," jelas lulusan lulusan "University of California at Los Angeles (UCLA)" di Amerika Serikat tersebut.
(ANT-165/C004/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010