Guangzhou (ANTARA News) - Peraih medali perunggu cabang Wushu nomor toulu atau changquan Asian Games 2010, Susyana Chan, mengaku kaget nilainya tersusul atlet Myanmar Oo Sandi yang tampil pada partai terakhir.

"Benar-benar kaget, Sandi mendapat poin 9,67. Padahal saya sudah yakin bisa meraih minimal perak," kata Susyana seusai pertandingan di Nansha Gymnasium, Guangzhou, Selasa.

Pada nomor changquan yang merupakan spesialisasinya itu, Susi meraih medali perunggu kembar bersama atlet Jepang, Hiraoka Yuki yang sama-sama mencatat nilai 9,66.

Sedangkan medali emas diraih Geng Xiao Ling (Hongkong) dan perak diraih Oo Sandi (Myanmar). Baik Geng Xiao maupun Oo Sandi bukan orang baru bagi Susi karena sudah sering bertanding di berbagai ajang internasional.

Saat gadis kelahiran Jakarta 19 November 1984 itu meraih medali emas SEA Games 2009, Oo Sandi adalah peraih medali perak di ajang itu.

"Sandi urutan kedua saat bertanding di SEA Games 2009, dan saya emas. Namun dalam beberapa kejuaraan sebenarnya saya selalu di atas, namanya juga permainan jadi penilaian subyektif," kata Susyana.

Sedangkan Geng Xaoling, menurut Susyana selama ini memang memiliki nilai di atasnya dalam beberapa kejuaraan.

Ia mengaku tidak mendapatkan hambatan selama bertanding, dan gerakannya maksimal. Namun ia tidak bisa berbuat banyak karena penilaian bergantung pada juri.

"Mungkin Sandi menampilkan gerakan dengan tingkat kesulitan lebih banyak barangkali, namun yang jelas saya harus puas dengan hasil hari ini," kata pemegang medai perak Asian Games XV/ 2006 itu.

Terkait beban yang diembannya untuk mendulang emas setelah rekannya Lindswell gagal pada nomor taijijian dan taijiquan, menurut Susyana tidak terlalu berpengaruh dan ia tampil normal dan tanpa beban.

"Saya sebenarnya bermain lepas dan maksimal, namun namanya juga permainan saya tidak bisa berkelit dengan keputusan juri," katanya.

Meski demikian ia juga kecewa tidak bisa mempertahankan minimal meraih perak seperti yang dilakukannya di Doha empat tahun lalu. (*)

S033/s018

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010