Jambi (ANTARA) - Pengamat olahraga sekaligus Ketua Asosiasi Pelatih Mental Olahraga (APMOI) Wilayah Sumatera Sukendro mengingatkan agar seluruh atlet Jambi yang akan berlaga di PON XX Papua tidak hanya mempersiapkan kekuatan fisik, tetapi juga kekuatan mental.
"Berlaga di PON Papua mendatang, atlet tidak hanya harus kuat fisik, namun juga kuat mental karena ini akan sangat memengaruhi penampilan mereka untuk meraih hasil maksimal berupa medali PON," kata Sukendro di Jambi, Kamis.
Menurut dia, atlet sehebat apapun fisiknya kalau tidak dibarengi mental yang kuat, maka akan percuma. Oleh karena itu, sambung dia, untuk mendapatkan mental yang kuat dan hebat, maka atlet harus sering melakukan uji coba atau try out guna melatih mental mereka sebelum tampil di ajang yang sebenarnya.
"Ini (uji coba atau try out) adalah alat ukur paling jitu untuk mengukur kekuatan atlet," ujar Sukendro yang juga mantan sprinter nasional asal Sumatera Utara yang kini menjadi dosen di Universitas Jambi itu.
Ia mengatakan semakin sering atlet melakukan uji coba, maka akan menguatkan mental tanding mereka. Ia pun menyarankan agar atlet melaksanakan uji coba minimal tiga kali sebelum berangkat menuju PON XX Papua, yaitu dengan menghadapi lawan yang kemampuannya lebih rendah, seimbang dan lebih tinggi dari pada atlet Jambi.
Baca juga: Mobile Legends, Free Fire, eFootball masuk esport di PON XX Papua
Baca juga: Polisi mendeteksi dini gangguan keamanan PON XX Papua
Sementara dari sisi pelatih, ia menuturkan try out itu nantinya akan menunjukkan kekuatan dan kelemahan atlet.
"Yang paling penting saat ini adalah membuat para atlet lebih "menerima", tetapi bukan pasrah, menerima apa adanya dengan kondisi pandemi COVID-19 sekarang ini, bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini," tutur Sukendro yang tengah menyelesaikan gelar Doktor olahraganya itu.
"Gagal memang lazim di sebuah kompetisi, tinggal bagaimana kita mengelolanya hingga bisa berkontribusi positif buat atlet," tambahnya.
Ia menambahkan, yang lebih penting lagi adalah mengajak para atlet dan pelatih untuk berpikir lebih realistis dengan cara introspeksi diri dan mempersepsikan kegagalan sebagai pelajaran berharga menuju kesempatan berikutnya.
Ia mengungkapkan rasa cemas, jenuh, kecewa, kurang percaya diri dan kurang konsentrasi dapat menghilangkan potensi atlet yang sudah dibangun sejak lama, sehingga harus dikelola dengan baik. Jika tidak, maka motivasi atlet akan turun, kemudian mereka menjadi gelisah, suasana hati berubah-ubah, mudah tersinggung dan akhirnya membuat mereka tidak berdaya dan gagal meraih prestasi.
"Oleh karena itu, kesiapan mental juga harus diasah bagi para atlet Jambi sebelum tampil di PON XX Papua mendatang. Apalagi KONI Jambi menargetkan raihan 13 medali emas di ajang tersebut," ungkap Sukendro.
Baca juga: Kapolda Papua dan Pangdam Cenderawasih tinjau arena PON XX bermasalah
Baca juga: 4.800 orang terdaftar menjadi relawan PON Papua
Baca juga: Pemkab Jayapura targetkan 70 persen warga sekitar lokasi PON divaksin
Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021