Menurut dia, keluarnya terdakwa mafia penggelapan pajak Gayus Tambunan dari Rutan Brimob Kelapa Dua Depok ke Bali, membuktikan aparat penegak hukum amburadul.
"Bisa dengan santainya Gayus Tambunan dari Rutan ke Bali sangat menyedihkan, memalukan, dan membuktikan bahwa penegakan hukum masih korup, dan sebatas retorika saja," katanya kepada wartawan usai menjadi khatib dalam Sholat Idul Adha di Jalan Pahlawan, Surabaya, Selasa.
Din mengungkapkan di awal pemerintahannnya Presiden Yudhoyono menyatakan dengan tegas menjadi orang pertama yang memimpin pemberantasan korupsi.
Din menyarankan Presiden tegas menindak dan mengenakan sanksi kepada pihak-pihak yang telah membantu Gayus keluar rutan.
"Kalau ingin membenahi dan membuat bangsa ini aman dari korupsi, maka Presiden harus bergerak dan turun secara langsung memberantas korupsi yang sudah seperti gurita di negara kita," paparnya.
Din menjelaskan, keluarnya Gayus menunjukkan pemberantasan korupsi masih retorika dan puncak gunung es kasus korupsi di negeri ini.
"Kasus Gayus adalah bentuk syirik sosial. Syirik yang timbul karena mendewakan materi uang sebagai segala-galanya," demikian Din. (*)
ANT/AR09
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010