Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsudin mengajak umat untuk merenungi ujian yang diberikan Tuhan untuk Bangsa Indonesia.

Ia menyampaikan hal itu dalam ceramah Idul Adha setelah memimpin Salat Idul Adha di samping Tugu Pahlawan, Jalan Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Selasa pagi.

"Idul Adha kali ini kita rayakan dalam suasana Bangsa Indonesia berduka akibat berbagai bencana alam melanda berbagai daerah, yakni banjir Bandang di Wasior, Papua Barat. berlanjut, gelombang tsunami di Mentawai, Sumatera Barat, serta meletusnya Gunung Merapi di Yogyakarta, sehingga sudah saatnya kita renungi bersama," tuturnya.

Menurut Din, apa yang terjadi kepada bangsa ini adalah ujian dari Allah SWT, sebab segala bentuk ujian dari-Nya itu berupa rasa ketakutan, kelaparan, kedahagaan, harta benda, bahkan ujian berupa nyawa juga sudah ada dalam Al Quran.

"Jadi, kita harus sikapi bencana ini dengan penuh kesabaran, sebab orang sabar adalah mereka yang ketika ditimpa musibah tetap mengingat Allah," katanya.

Din juga mengatakan, kerusakan apapun juga dikarenakan ulah manusia, karena itu pihaknya mengajak umat manusia untuk berbenah dan bertobat.

"Karena itulah kita harus mawas diri, instropeksi dan evaluasi. Mungkin selama ini kita membiarkan segala bentuk kemaksiatan dan tindakan yang melanggar aturan agama tetap berlangsung di negeri ini," jelas Wakil Ketua Umum MUI Pusat itu.

Selain itu, pria kelahiran Sumbawa Besar tersebut mengimbau kepada pemangku jabatan dan amanat di negeri ini, mulai Presiden sampai Kepala Desa, agar lebih taat dan mematuhi aturan yang ditetapkan agama.

Salat Idul Adha yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kecamatan Bubutan itu dihadiri ribuan ummat Islam setempat yang memenuhi dan memadati sepanjang Jalan Pahlawan.

Dalam kesempatan itu, infaq dan shodaqoh dari para jamaah, sebagian hasilnya akan disumbangkan ke korban bencana alam di Wasior, Mentawai, dan Merapi.
(ANT165/E011)
Languagesen>id YahooCEerror

Muhammadiyah Din Syamsudin

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010