Mamuju (ANTARA News) - Aksi unjukrasa yang dilakukan organisasi kemahasiswaan di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, menolak aktivitas tambang Mangan yang dikelola PT Mandiri Mining Corporation (MMC) karena dinilai ilegal berakhir tertib.

Pemantauan di Mamuju, Senin, sekitar 30 mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Rakyat Menggugat dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) serta masyarakat Bonehai, bergerak mulai dari depan rumah jabatan bupati di jalan Ahmad Kirang, Mamuju lalu menuju kantor Polres Mamuju yang terletak di bilangan jalan KS Tubun.

Para mahasiswa yang melakukan aksi demo di depan Polres Mamuju, diterima langsung Wakil Kapolres Mamuju, Kompol H. Risman Sani, S.Ag dan beberapa aparat lainnya yang melakukan pengamanan aksi unjuk rasa tersebut.

Dalam aksi unjuk rasa menolak tambang Mangan yang terdapat di kecamatan Bonehau, mereka mendesak agar Polres Mamuju, tidak membiarkan pengoperasian tambang Mangan karena ditengarai ada sindikat yang hanya menguntungkan kepentingan oknum-oknum tertentu.

"Perusahaan yang melakukan pengelolaan tambang Mangan di Bonehau tidak jelas perijinannya. Bahkan kita belum mengetahui seperti apa kontribusi pengelolaan tambang ini terhadap daerah," kata Koordinator Lapangan (Korlap) Koalisi Rakyat Menggugat, Muhaimin Faisal dalam orasinya.

Ia mengatakan, pihak Polres Mamuju pun ditengarai berada di balik sindikat tambang ilegal ini karena berbagai laporan yang dimasukkan baik datangnya dari organisasi kemahasiswaan, masyarakat maupun DPRD secara kelembagaan tidak ada yang diakomodir oleh aparat penegak hukum.

"Kami kecewa dengan jajaran Polres Mamuju, karena aspirasi kami tidak pernah diakomodir. Bahkan kami justru diarahkan untuk dibenturkan dengan preman pemilik perusahaan tambang Mangan," ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Kapolres Mamuju, Kompol H. Risman, S.Ag di hadapan demonstran mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti aspirasi para mahasiswa ke Kapolres Mamuju, AKBP Darwis Rincing yang saat ini telah berada di kota Makassar, Sulawesi Selatan.

"Tuntutan saudara akan kami himpun secara terperinci. Nantinya, aspirasi ini akan kami tindaklanjuti setelah melakukan koordinasi dengan Kapolres Mamuju," ungkapnya.

Usai diterima oleh jajaran Polres Mamuju, para demonstran kembali bergerak menuju kantor DPRD Mamuju untuk menyampaikan aspirasi mereka tentang penolakan tambang tersebut.

Namun, pata mahasiswa terpaksa pulang dengan tertib setelah tak satu pun anggta DPRD yang menerima aspirasi mereka.

"Para anggota DPRD Mamuju kosong, makanya kami memilih membubarkan diri dan akan kembali melakukan aksi yang sama hingga persoalan tambang Mangan ini tuntas," pungkas Muhaimin. (ACO/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010