Jakarta (ANTARA News) - Berbekal bahan baku daun pandan. Emma Rachmawati, asal Tasikmalaya, Jawa Barat, membangun usaha kerajinan bernama "Jamal Handicraft" yang kini beromzet hingga Rp50 juta -Rp100 juta per minggu.
"Yang paling laku sekarang ini magazine file dan DVD box yang diekspor ke Swedia," kata Emma yang baru saja mendapat penghargaan dari Pusat Inovasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PI-UMKM Award) untuk kategori Industri Kreatif di kantor BPPT Jakarta beberapa waktu lalu.
Menurut Emma Rachmawati , daun pandan cukup berlimpah di Indonesia sehingga perlu dioptimalkan pemanfaatannya dengan menjadikannya berbagai kerajinan seperti tas, sandal, berbagai perlengkapan kantor dan lain-lain yang jenisnya mencapai lebih dari 100 macam.
Usaha yang didirikannya sejak 1994 itu dimulai dengan manajemen sederhana dengan bantuan ibu-ibu sepuh yang tinggal di kampung-kampung Kecamatan Raja Polah di Tasikmalaya yang senang menganyam.
"Saya memulainya dengan mengambil daun pandan dari pengumpul pandan, kemudian membagi-baginya kepada mereka untuk dianyam menjadi lembaran yang lebarnya 50cm kali satu meter," katanya sambil menyebutkan ibu-ibu tersebut sebagai pengrajin anyaman.
Dari pengrajin di rumah-rumah itu, ia mengambilnya dan kembali membagi-bagikannya ke ibu-ibu di kampung-kampung lainnya yang disebut sebagai pengrajin komponen, dimana mereka melakukan berbagai hal sebagai bagian dari pembuatan komponen barang kerajinannya.
"Ada ibu-ibu yang kerjanya memotong saja, ada yang mengelem saja, dan ada yang melipat saja. Untuk ini saya yang menyediakan peralatannya. Mereka juga dilatih untuk melakukan sesuai yang dibutuhkan. Satu kelompok ada empat sampai lima orang dan dikontrol oleh seorang yang mengontrol kualitas," katanya.
Berikutnya, lanjut dia, berbagai komponen tersebut dijadikan suatu barang jadi seperti tas dan sandal oleh anak-anak muda yang disebutnya sebagai pengrajin asembling (merakit) serta dikontrol juga oleh seorang pengontrol kualitas.
Dari pengrajin asembling ini bisa diproduksi sekitar 10 ribu pieces kerajinan pandan per bulan yang kemudian ia serahkan kepada pengrajin "finishing", seperti melakukan pengecatan, memberi asesoris dan lainnya yang juga dikontrol ketat agar kemungkinan barang ditolak atau "rejected" dapat diminimalisasi atau dibatasi.
"Sudah dua tahun ini, "Jamal Handicraft' bekerja sama dengan suatu perusahaan yang tertarik membantu mengekspornya ke Eropa seperti Swedia. Harga dari kami hanya berkisar Rp5 ribu-Rp50 ribu, terserah mereka mau dijual berapa," katanya sambil mengatakan, ia telah memiliki "showroom" kecil 8x10 meter.
Ia mengatakan, masih menginginkan memiliki tempat khusus yang tertata seperti gudang dan bengkel usaha serta membeli peralatan pengering pandan yang harganya ratusan juta rupiah . Selama ini ia masih mengandalkan sinar matahari untuk pengeringan pandan sehingga memakan waktu lama.
(D009/A011)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010