Magelang (ANTARA News) - Pengungsi korban bencana letusan Gunung Merapi diharapkan untuk selalu waspada terhadap upaya perdagangan anak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Deputi Bidang Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Puspita, di Magelang, Senin, meminta kapada masyarakat pengungsi untuk mengawasi anak-anaknya.
Ia mengatakan hal tersebut saat mendampingi Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar, saatmelakukan kunjungan kerja di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Menurut dia, dalam situasi bencana seperti di Merapi ini rawan terhadap upaya perdagangan anak maka harus dicegah.
Ia mengatakan, berdasarkan pengalaman bencana di Aceh dan daerah lainnya, oknum-oknum tersebut dengan berbagai cara membujuk korban untuk diperdagangkan.
Ia mencontohkan, kejadian di Aceh beberapa tahun lalu, sejumlah anak dalam satu bus akan diperdagangkan dengan alasan dimasukkan dalam panti asuhan, namun upaya tersebut dapat digagalkan.
"Kita harus waspada, secara bahu membahu untuk bersama-sama mencegahnya," katanya.
Menurut dia, biasanya yang menjadi korban perdagangan anak adalah mereka yang terpisah dari keluarganya.
"Pengungsi jangan mudah terbujuk kepada siapa pun, bahkan kepada saudara pun jangan mudah percaya. Dalam siatuasi sekarang yang sedang susah ini seseorang mudah terbujuk. Para pengungsi harus menyadari, dalam suasana apapun anak harus selalu kita rangkul," katanya.
Pada kesempatan tersebut Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari menyambut baik upaya Pemkab Magelang dan sejumlah relawan yang mengevakuasi keluarga yang mempunyai batita dari barak pengungsian ke sejumlah rumah warga.
"Hal ini menarik dan saya setuju langkah-langkah yang diambil pemkab bersama relawan," katanya.
Ia mengatakan, agar para pengungsi dan pemilik rumah tersebut bisa merasa nyaman maka perlu pendampingan.
(ANT/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010