Soreang (ANTARA News) - Sedikitnya lima pabrik, satu sekolah dasar, dan belasan rumah di Kampung Mengger Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, rusak setelah disapu angin puting beliung, Senin (15/11) sekitar pukul 11.00 WIB.

"Anginnya kencang sekali. Genteng dan seng-seng yang menutupi atap pada berterbangan. Bahkan batu bara dari pabrik-pabrik yang ada di sini itu terangkat dan terbang ke udara," kata Irfan, 32, warga Mengger, Senin.

Menurut Irfan, akibat kejadian itu listrik di daerah Mengger mati total walaupun hujan sudah reda, karena diduga listrik mati akibat konsleting kabel listrik Sutet yang kejatuhan seng.

"Angin sangat kencang. Bahkan sampai terdengar suara gemuruh, sampai warga sangat ketakutan, pengendara sepeda motor yang sedang melaju juga terpaksa menghentikan motornya, karena saking kencangnya angin, motor pun banyak yang terjatuh," ujar Irfan.

Selain itu, lima bangunan pabrik yang berada di Jalan Raya Mohammad Toha yakni BSTM, Hakatek, Artostek, Alenatek, dan Mayora, juga rusak di bagian atapnya.

Berbagai material bangunan pabrik, seperti seng, atap, kayu penahan atap, hingga batu bara bahan bakar produksi pabrik, beterbangan hingga sejauh hampir satu kilometer.

Tak jauh dari lokasi pabrik, angin puting beliung juga menyapu genting dan atap kompleks SDN Pasawahan di RW 06 Kampung Cisuminta Desa Pasawahan, sehingga atap dan sekitar seribu buah genting di enam kelas itu hancur.

"Pas angin datang ke sini, murid -murid sempat panik. Soalnya sangat kencang dan mengeluarkan suara gemuruh. Apalagi hujan juga sangat deras. Bahkan ada kayu yang ikut terbawa angin menghantam kaca jendela sekolah sampai pecah," ujar Elis Mustikasari, guru kelas V SDN Pasawahan yang ditemui wartawan di sekolahnya.

Selain bangunan sekolah, belasan rumah milik warga yang berada di samping dan belakang sekolah tak luput dari sapuan angin puting beliung.

Hingga sore hari, beberapa warga setempat masih membereskan rumahnya yang rusak akibat sapuan angin puting beliung yang berembus kencang selama hampir 30 menit itu.

(ANT-156/S006/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010