Arafah (ANTARA News) - Bangsa Indonesia tidak perlu saling menyalahkan siapa pun dalam masalah bencana yang berturut-turut terjadi di tanah air, karena untuk memperbaikinya harus datang dari diri sendiri yang terwujud dalam kesadaran kolektif, kata KH Hasyim Muzadi.

"Kita tak bisa menentukan, mengapa bencana itu terjadi, tetapi yang terbaik mengacu kepada Al Quran dan hadist," ujarnya selaku naib atau wakil Amirul Haj pada khutbah wukuf di Arafah, Senin.

Berpegang kepada Al Quran dan hadist bertujuan mengetahui gambaran, mengapa bencana tersebut terjadi, karena di balik bencana tersebut diberikan khusnul khatimah.

Ia menjelaskan, jika ditelaah berdasarkan ajaran Islam, maka akan dijumpai beberapa hal dari bencana tersebut. Yaitu, bencana yang semata-mata dari Allah, bencana karena ulah manusia dalam memperlakukan alam, bencana sosial yang disebabkan hilangnya amanah keadilan, kemakmuran bersama dan keteladanan.

Termasuk bencana yang disebabkan hilangnya moralitas sehingga melanggar harkat kemanusiaan yang wajar kemudian mendapatkan kemurkaan Allah, katanya.

Ia berharap semua pihak dapat meraba kenyataan tersebut melalui nurani, sehingga dapat melakukan introspeksi (mahasabah), menangkap isyarat dari gejala sosial dan alam.

Sebelumnya ia mengajak agar banyaknya bencana alam di Indonesia, baik bencana sosial maupun alam, agar dimohonkan kepada Allah sehingga negara dan negeri diselamatkan Allah dari bencana dan kerusakan yang lain. Doa yang dikabulkan Allah, disamping karena tempat dan waktunya di tanah suci, juga dipengaruhi oleh tindakan dan tingkah laku diri sendiri.

Apakah tindakan dan tingkah laku sudah selaras dengan doa yang dipanjatkan. Sebab, Allah tak akan mengubah, atau menghilangkan kenikmatan yang diberikan kepada hambanya, kecuali hamba tersebut mengubah dirinya sendiri.

Doa untuk negeri kaum muslimin tak hanya ditujukan untuk negara dan bangsa Indonesia saja, juga untuk kaum muslimin dan kemanusiaan dunia.

Sebab, katanya, belahan dunia yang dihuni umat Islam masih banyak yang miskin dan terbelakang disebabkan kebodohan, kemiskinan dan dan kezaliman. "Kita tak perlu menyalahkan siapa pun di dalam masalah bencana yang berturut-turut terjadi di tanah air, karena perbaikan harus dimulai dari diri kita masing=masing," katanya.

Pada pidato yang disampaikan di tenda misi haji Indonesia itu, nampak hadir Dubes RI Gatot Abdullah Mansyur, Sekjen Kemenag Bahrul Hayat, Irjen Suparta, Dirjen PHU Slamet Rianto, Konjen RI Zakaria Anzar dan Kepala Staf Tekhnis Urusan Haji (TUH) Syairazi

Sebelum memberi sambutan Hasyim mengajak jemaah yang hadir di tenda misi haji untuk melaksanakan doa bersama untuk keselamatan bangsa dari berbagai musibah. Munajat kepada Allah dan meminta ampunan, menurut dia, tidak tempat yang paling unggul kecuali di Arafah saat wukuf.

Karena itu, usai khotbah wukuf ia mengajak umat muslim di tenda misi haji untuk melaksanakan sholat zuhur dan asar secara jamak qosor. Pada rakaat kedua, masing-masing shalat ditambah dengan qunut nazilah. Setelah shalat asar (yang dijamak takdim/qosor) dilakukan shalt ghoib secara bersama.

Tujuannya, diharapkan kaum muslimin yang meninggal khusnul khotimah oleh Allah, serta menjadi syahiduddunya.
(ANT/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010