Cinangka (ANTARA News) - Aktivitas kegempaan Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda pada Minggu (14/11) mencapai 621 kali, turun dibanding Sabtu (13/11) yang mencapai 811 kali.
"Jumlahnya sekarang turun dan masih tetap fluktuatif. Kadang jumlah kegempaannya turun dan kadang naik secara drastis," kata Sikin, pengamat Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Senin.
Secara rinci, dari total kegempaan 621 kali, pos pemantau mencatat, telah terjadi vulkanik dalam (VA) 32 kali, vulkanik dangkal (VB) 209 kali, letusan 43 kali, tremor sebanyak 122 kali, dan hembusan 215 kali.
"Sementara Pada posisi Sabtu, untuk VA 54 kali, VB 219 kali, letusan 41 kali, tremor sebanyak 179 kali, dan hembusan 318 kali," katanya.
Padahal dua hari sebelumnya, atau Jumat (12/11) jumlah kegempaan mendekati angka 1.000 atau persisnya 933 kali, dengan VA 56 kali, VB 276, letusan 35, tremor 151, dan hembusannya 415 kali.
Kepulan asap dari puncak, berdasarkan hasil pantauan, mencapai 300 sampai 800 meter. "Warna asapnya masih sama kelabu kehitam-hitaman dan menggumpal," kata Sikin menjelaskan.
Saat ini Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung , Jawa Barat, kata Sikin, masih menetapkan Gunung Anak Krakatau pada level II atau `waspada`. sehingga masyarakat masih dilarang mendekat lokasi sampai radius dua kilometer.
"Kami belum menurunkan atau menaikan status I Anak Krakatau , dan masih melarang siapapun untuk mendekat sampai dua kilometer, karena material yang dikeluarkan oleh gunung tersebut berbahaya bagi manusia," katanya menambahkan.
Diketahui, sebelumnya pada minggu lalu sebanyak 200 wisatawan asal Eropa melakukan wisata ke Gunung Anak Krakatau, untuk melihat secara langsung letusan dan aktifitas gunung tersebut dari jarak lima kilometer.
(ANT-152/R010/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010