Jakarta (ANTARA News) - Ini yang membuat hati deg-degan. Saat sebuah perusahaan mengobarkan aneka target perolehan agar dapat mengukir prestasi mengagumkan, boleh jadi panah asmara berkelabat menyelinap dan menancap di hati mereka yang tengah bergumul aneka pekerjaan.

Meghadiri rapat rutin perusahaan untuk membicarakan mekanisme kerja, itu oke saja. Yang kurang oke, bila sepasang Merpati yang tengah dimabuk asmara, saling mengenggam tangan untuk saling mengirim sinyal asmara.

Keduanya duduk bersebelahan dan saling berkirim layanan pesan singkat (SMS). Mana urusan kantor, mana urusan pribadi?

Dalam buku The Worst-Case Scenario, Joshua Piven dan David Borgenicht mengulas mengenai sejumlah rambu seputar pesona asmara di tempat kerja.

Jangan sesekali mengobral cerita kepada sesama rekan kerja mengenai hubungan istimewa bersama si dia. Meskipun, dia teman dekat Anda, hindari saling curhat, misalnya, "Tadi malam, asyik lho, ketika kami menghabiskan waktu bersama nonton film di sebuah bioskop." Boleh jadi mitra curhat Anda akan bertanya, siapa ya, buah hati dia?

Hindari sedapat mungkin saling menyentuh secara fisik. Misalnya berpegangan atau bergandengan tangan, memeluk, mencium, atau mengelus pipi seseorang, meskipun ruangan kantor sedang sepi. Lebih afdol bila menghindari gosip sesama rekan kerja bahwa sedang dan telah berlangsung asmara di tempat kerja.

Jika memang ada hari istimewa si dia, maka kirimkan bingkisan ke rumah, bukan ke tempat kerja. Jangan mengirim bunga, kembang gula, coklat atau bingkisan istimewa ke tempat kerja, kendati tanpa nama dan alamat pengirim.

Rekan kerja akan mulai bertanya, ada apa ya, kok si Pria mengirim sesuatu kepada si Perempuan, atau sebaliknya.

Jangan pernah menggunakan fasilitas e-mail kantor untuk mengirim atau menerima urusan-urusan pribadi. Rekan kerja selalu memantau isi e-mail, meskipun sudah Anda hapus dam simpan rapi.

Perlu ekstra waspada karena mudah melakukan salah kirim e-mail kepada "seseorang" yang justru tidak Anda kehendaki.

Hindari sedapat mungkin mengambil kesempatan dalam kesempitan dengan makan siang plus berkencan. Sah saja, bila sesama rekan kerja di kantor menjalin keakraban dengan makan siang bareng.

Makan siang dengan orang-orang yang sama dan waktu yang sama pula cenderung mengundang pertanyaan sesama rekan kerja, "Ada apa ya, kok dia-dia terus yang diajak?"

Baik juga bila Anda tidak selalu berbarengan ketika datang dan pulang kantor. Kalau saja Anda berada satu mobil dengan si dia, berusahalah jalan berpencar dengan waktu berbeda.

Pesona asmara di tempat kerja mengerucut kepada satu butir warta pencerahan, bahwa berkencan dengan sesama rekan kerja ketika jam kerja bukan gagasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Sama halnya ketika setiap pagi, seseorang bawahan menyapa pemipin kantor dengan berkata, "Selamat pagi, Boss." Ada uang di balik batu.
(A024/BRT)

Pewarta: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010