Bogor (ANTARA News) - Anak-anak yang berprofesi sebagai pengojek payung di Kota Bogor, Jawa Barat ketiban rezki dengan seringnya hujan turun hingga penghasilan mereka meningkat.
Nirza bocah kelas lima SD disalah satu sekolah dasar di Kelurahan Tegal Lega Kecamatan Bogor Timur, mengatakan, dalam sekali "ngojek" ia bisa mengumpulkan uang dari Rp30.000 hingga Rp50.000.
"Kalau lagi rame bisa sampai Rp30.000 lebih, kadang juga tidak dapat," katanya saat ditemui di Bogor, Minggu.
Ia mengatakan, untuk bekerja sebagai ojek payung, dia hanya perlu modal sebuah payung ukuran besar.
Payung-payung tersebut disewakan kepada orang-orang yang terjebak hujan tapi tidak memiliki payung agar tetap beraktifitas ke tempat tujuan.
Nirza biasa mangkal di Botani Square dan kampus IPB Baranangsiang.
Setiap kali hujan, Nirza dan sepuluh orang teman-temannya sudah mangkal di depan mall terbesar di Kota Bogor tersebut.
Padahal jarak rumahnya dengan lokasi ia bekerja cukup jauh, yakni perlu satu kali naik angkutan umum untuk sampai ke lokasi mall.
Untuk mengetahui hujan atau tidak, Nirza dan rekan-rekannya sudah punya keahlian khusus. Yakni dengan menandakan cuaca dari mendung yang menyelubungi langit.
"Kalau sudah mendung, kami siap-siap berangkat ke lokasi kerja. Sambil bawa payung," katanya.
Agus rekan Nirza mengatakan prediksi hujan tidak pernah salah, hanya dengan melihat mendung langit di Kota Bogor pasti akan hujan.
"Disini itu prediksi hujannya bisa ditebak, kalau sudah mendung pasti akan hujan. Jadi kami selalu sampai hujan sudah turun," kata Agus.
Profesi sebagai ojek payung telah digeluti Agus dan Nirza sejak mereka duduk dibangku kelas dua SD.
Uang-uang hasil ojek mereka gunakan untuk keperluan sekolah dan belaja harian memenuhi kebutuhan hidup.
Nirza yang hanya anak seorang supir angkot mengatakan, penghasilannya ia pakai untuk menutupi kekurangan orang tuanya.
Nirza juga mengaku, dirinya bekerja sebagai ojek payung untuk menambah penghasilan dan jajan tambahan sekolahnya.
Tapi, karena jumlah pengojek payung sudah makin banyak, ia dan rekan-rekannya harus saling bersaing untuk mendapatkan pelanggan.
Jika hujan turunya lama, maka beruntunglah mereka jam kerja menjadi lebih panjang, sementara jika hujan berlangsung sebentar mereka hanya membawa payung basah pulang.
Keberadaan ojek payung juga sangat dibutuhkan beberapa kalangan, mereka yang terburu-buru ingin beraktifitas di kala hujan, namun tidak sempat membawa payung menjadikan ojek payung sebagai andalan.
"Bagusnya ada ojek payung, aktifitas kita jadi tidak terhalang ketika hujan turun," kata Erna salah satu mahasiswa pengguna jasa ojek payung. (LR/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010