Kabul (ANTARA News/AFP) - Lima prajurit asing tewas di Afghanistan, Minggu, kata Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO dalam pernyataan-pernyataan terpisah.
Dua prajurit tewas dalam ledakan-ledakan bom rakitan di wilayah selatan Afghanistan. Salah satu ledakan itu terjadi di daerah Spin Boldak dekat perbatasan dengan Pakistan, kata polisi setempat.
Tiga prajurit lagi tewas setelah serangan gerilya di Afghanistan timur. ISAF tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai korban-korban itu sesuai dengan kebijakan pasukan koalisi tersebut.
Dengan kematian terakhir itu, jumlah prajurit asing yang tewas di Afghanistan sepanjang tahun ini menjadi 641, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs independen icasualties.org.
Jumlah kematian prajurit asing di Afghanistan tahun ini merupakan yang tertinggi dibanding dengan pada 2009 yang mencapai 521 prajurit.
Saat ini terdapat lebih dari 150.000 prajurit yang ditempatkan di Afghanistan untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai memerangi gerilyawan Taliban.
ISAF dan pasukan Tentara Nasional Afghanistan pada Sabtu menggagalkan serangan menjelang fajar Taliban di sebuah pangkalan besar militer di Jalalabad, Afghanistan timur, yang menewaskan delapan gerilyawan.
Para komandan NATO telah memperingatkan negara-negara Barat agar siap menghadapi jatuhnya korban karena mereka sedang melaksanakan strategi untuk mengakhiri perang lebih dari delapan tahun di negara itu.
Pasukan NATO dan Afghanistan saat ini terlibat dalam ofensif besar-besaran di sekitar Kandahar -- kota terbesar di wilayah selatan -- yang bertujuan menghalau gerilyawan dari daerah tersebut untuk membantu mengakhiri perang panjang Afghanistan.
Marinir AS memimpin 15.000 prajurit AS, NATO dan Afghanistan dalam Operasi Mushtarak yang bertujuan menumpas militan, yang diluncurkan menjelang fajar Sabtu (13/2) untuk membuka jalan agar pemerintah Afghanistan bisa mengendalikan lagi daerah Helmand penghasil opium.
Ofensif itu dikabarkan mendapat perlawanan sengit dari Taliban, yang melancarkan serangan-serangan dari balik tameng manusia dan memasang bom pada jalan, bangunan dan pohon.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO mencakup puluhan ribu prajurit yang berasal dari 43 negara, yang bertujuan memulihkan demokrasi, keamanan dan membangun kembali Afghanistan, namun kini masih berusaha memadamkan pemberontakan Taliban dan sekutunya.
Sekitar 521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.
Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.
Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer. (M014/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010