Yogyakarta (ANTARA News) - Korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dibawa ke Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta pada Sabtu hingga pukul 21.30 WIB tercatat 168 orang.

Sebanyak 168 korban yang meninggal dunia itu terdiri atas 37 korban tewas saat erupsi Gunung Merapi pada 26 Oktober 2010, sedangkan 131 korban meninggal pada erupsi pada 5 November 2010.

Kepala Bagian Humas dan Hukum Rumah Sakit (RS) Sardjito Yogyakarta Trisno Heru Nugroho membenarkan total jumlah korban meninggal dunia yang dibawa ke RS Sardjito Yogyakarta akibat letusan awan panas Gunung Merapi pada 26 Oktober 2010 dan 5 November 2010 mencapai 168 orang.

RS Sardjito Yogyakarta hingga kini masih merawat sebanyak 91 orang korban luka akibat letusan gunung yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, sejumlah 21 orang di antaranya dirawat karena luka bakar dan 70 orang mengalami luna nonbakar, sedangkan sembilan orang diperbolehkan pulang menjalani rawat jalan.

Tim Forensik Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta dibantu tim "disaster victim identification" (DVI) Polda Daerah Istimewa Yogyakarta berhasil mengidentifikasi dua dari total delapan jenazah korban letusan Gunung Merapi yang diterima rumah sakit tersebut hingga Sabtu.

"Dua jenazah yang berhasil diidentifikasi tersebut adalah pasangan suami istri dari Dusun Bakalan, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan Sleman," kata Trisno.

Menurut dia, dua jenazah yang berhasil teridentifikasi tersebut bernama Hardono (44) dan Tri Karyani (38), sedang enam jenazah lain yang ditemukan di Dusun Ngancar Desa Argomulyo Cangkringan Sleman, hingga kini masih dilakukan upaya identifikasi oleh tim forensik.

Selain delapan jenazah yang ditemukan di lokasi kejadian, terdapat dua tambahan korban yang meninggal dunia dari bangsal perawatan yaitu Sudiono (37) dari unit luka bakar dan satu pasien eklamsia yang dirawat di ICU atas nama Supartini (36).

Jumlah korban meninggal dunia akibat letusan Gunung Merapi pada Jumat (5/11) dini hari kemungkinan masih akan terus bertambah karena tim gabungan yang terdiri atas anggota pencarian dan penyelamatan (SAR), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan relawan masih terus melakukan proses evakuasi, terutama di dusun sekitar Kali Gendol.

Tim SAR DIY, TNI, dan relawan hingga kini masih menemukan jenazah di dusun-dusun sekitar Kali Gendol yang terletak tidak jauh dari puncak gunung yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. (*)

E013/B015

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010