Tokyo (ANTARA News/Reuters) - Korea Utara kini sedang membangun sebuah reaktor percobaan air-ringan di fasilitas nuklir Yongbyon, menurut laporan Kyodo News Sabtu, mengutip Siegfried Hecker, mantan kepala Laboratorium Nasional Los Alomos.

Hecker mengatakan kepada para wartawan di Beijing, bahwa dia diberi tahu tentang pembangunan reaktor nuklir itu oleh Korea Utara dan bahwa reaktor tersebut bisa memproduksi 25-30 megawatt listrik, menurut laporan itu.

Hecker baru-baru ini berkunjung ke Korea Utara, kata laporan tersebut.

Dia juga mengatakan bahwa pembangunan reaktor tersebut baru saja dimulai dan memerlukan waktu beberapa tahun untuk menyelesaikannya.

Korea Utara berusaha mendirikan reaktor air-ringan selama beberapa tahun, dan mengklaim proyek itu akan sepenuhnya untuk kebutuhan energi untuk keperluan damai.

Jenis reaktor itu disebut relatif resisten terhadap proliferasi, yang berarti reaktor tersebut tidak akan disimpangkan untuk program pembuatan senjata.

Kesepakatan 1994 antara Korea Utara dan Amerika Serikat dimaksudkan untuk menyediakan negara miskin itu dengan dua reaktor air-ringan 1.000-megawatt yang dibangun oleh sebuah konsorsium internasional, tetapi perjanjian itu berantakan pada 2006 setelah Utara dituduh mengembangkan program senjata nuklir.

Para analis menyatakan ragu-ragu atas kemampuan Korea Utara membangun sebuah reaktor air-ringan, karena hal itu memerlukan komponen-komponen penting yang hanya bisa didapat dari negara-negara nuklir seperti AS.

Korea Utara telah membekukan lokasi nuklir Yongbyon berdasarkan kesepakatan 2005 dengan lima negara kuat regional dengan imbalan bantuan, namun juga dlaporkan bahwa negara itu telah memulai aktivitas baru-baru ini pada saat proses perlucutan senjata nuklir enam pihak masih mengalami kemacetan dua tahun lalu.

Sebuah reaktor grafit-moderat lima megawatt di Yongbyon telah

menghasilkan plutonium berperingkat bisa dibuat senjata dan para pejabat serta ahli percaya Korea Utara menggunakannya untuk membuat beberapa bom nuklir.(*)
(Uu.H-AK/B002/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010