Kolombo (ANTARA News/AFP) - Sri Lanka hari Jumat menyebut "bohong"foto-foto baru yang disiarkan televisi Al-Jazeera yang menunjukkantumpukan mayat dan pembunuhan bergaya eksekusi yang diperkirakandiambil selama tahap-tahap final perang saudara yang berakhir pada Meitahun lalu.

Menteri Urusan Media Keheliya Rambukwellamengatakan, jaringan televisi yang berpusat di Qatar itu mencampurgambar-gambar yang sebelumnya ditunjukkan di sebuah saluran televisiInggris dengan foto-foto "rekayasa".

"Tayangan mengenai pembunuhan itu tidak berarti apa pun kecuali kebohongan," kata Rambukwella dalam sebuah pernyataan.

Menurut pernyataan itu, laporan Al-Jazeera itu merupakan kumpulan daripotongan gambar sebelumnya yang telah ditolak oleh pemerintah sebagairekayasa.

Televisi Al-Jazeera menyatakan memperoleh gambar-gambar itu dari satusumber tidak disebutkan yang menyatakan bahwa foto itu diambil olehseorang anggota militer Sri Lanka.

Beberapa foto menujukkan mayat dengan anggota tubuh yang ditumpuk dibagian belakang sebuah trailer, sementara gambar lain menunjukkanmayat-mayat yang hampir telanjang, ditutup matanya dan tangannya diikatdi belakang, yang berada di kuburan-kuburan yang dangkal.

Al-Jazeera menyatakan tidak bisa membuktikan keabsahan foto-foto itu,dan tidak diketahui apakah mayat-mayat itu dikumpulkan setelah operasipembersihan atau apakah akibat pembantaian.

Pembunuhan yang dilakukan militer terhadap gerilyawan Macan Tamildisertai tuduhan-tuduhan kejahatan perang, dan PBB, negara besar Baratserta kelompok hak asasi manusia mendorong penyelidikan ataskemungkinan pelanggaran oleh kedua pihak.

Tayangan video dan foto-foto serupa lain telah beredar di masa silam.

Pada Januari, utusan HAM PBB Philip Alston menyimpulkan bahwa tayanganvideo yang dikabarkan sebagai pasukan Sri Lanka yang mengeksekusigerilyawan Macan Tamil tak bersenjata adalah otentik dan ia mendesakKolombo menyetujui penyelidikan mengenai kejahatan perang.

"Tayangan video ini memberikan alasan-alasan yang mengharuskandilakukannya penyelidikan internasional independen mengenai apa yangterjadi," kata Yolanda Foster dari kelompok HAM Amnesti Internasionalkepada Al-Jazeera.

Sri Lanka membentuk tim penyelidik sendiri, Komisi Rekonsiliasi danPengkajian (LLRC), yang kata para pengecam tidak bisa dipercaya danberniat menutup-nutupi kejahatan.

Pihak berwenang menghalang-halangi media internasional untuk meliput proses penyelidikan itu.

Pemerintah Sri Lanka pada 18 Mei 2009 mengumumkan berakhirnya konflikpuluhan tahun dengan Macan Tamil setelah pasukan menumpas sisa-sisakekuatan pemberontak tersebut dan membunuh pemimpin mereka, VelupillaiPrabhakaran.

Pernyataan Kolombo itu menandai berakhirnya salah satu konflik etnikpaling lama dan brutal di Asia yang menewaskan puluhan ribu orang dalamberbagai pertempuran, serangan bunuh diri, pemboman dan pembunuhan.

Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE) juga telah mengakui bahwaVelupillai Prabhakaran tewas dalam serangan pasukan pemerintah SriLanka.

Juga dinyatakan tewas dalam operasi final militer adalah dua deputiPrabhakaran -- pemimpin Macan Laut Kolonel Soosai dan kepala intelijenLTTE Pottu Amman.

Tokoh penting lain Macan Tamil yang juga tewas adalah putra Prabhakarandan calon penggantinya, Charles Anthony (24), pemimpin sayap politik B.Nadesan dan pemimpin Sekretariat Perdamaian LTTE yang sudah tidakberfungsi lagi, S. Pulideevan.

Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapakse telah beberapa kali mendesakpemberontak Macan Tamil menyerah untuk menghindari pembasmian total.

Rajapakse, yang juga panglima tertinggi angkatan bersenjata, jugamenolak seruan-seruan bagi gencatan senjata dan menekankan bahwa MacanTamil harus meletakkan senjata dan mengizinkan warga sipil keluar daridaerah-daerah yang masih mereka kuasai.

Pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak LTTE meningkatsejak pemerintah secara resmi menarik diri dari gencatan senjata enamtahun pada Januari 2008.

Pembuktian independen mengenai klaim-klaim jumlah korban mustahildilakukan karena pemerintah Kolombo melarang wartawan pergi kezona-zona pertempuran.

PBB memperkirakan, lebih dari 100.000 orang tewas dalam konflikseparatis Tamil setelah pemberontak Macan Tamil muncul pada 1972.

Sekitar 15.000 pemberontak Tamil memerangi pemerintah Sri Lanka dalamkonflik etnik itu dalam upaya mendirikan sebuah negara Tamil merdeka.

Masyarakat Tamil mencapai sekitar 18 persen dari penduduk Sri Lankayang berjumlah 19,2 juta orang dan mereka terpusat di provinsi-provinsiutara dan timur yang dikuasai pemberontak. Mayoritas penduduk Sri Lankaadalah warga Sinhala.(M014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010