Sebanyak 161 korban yang meninggal dunia itu terdiri atas 37 korban meninggal saat erupsi Gunung Merapi pada 26 Oktober 2010, sedangkan 124 korban meninggal pada 5 November 2010.
Kepala Bagian Humas dan Hukum Rumah Sakit (RS) Sardjito Yogyakarta, Trisno Heru Nugroho, membenarkan total jumlah korban meninggal dunia yang dibawa ke RS Sardjito Yogyakarta akibat letusan awan panas Gunung Merapi pada 26 Oktober 2010 dan 5 November 2010 mencapai 161 orang.
RS Sardjito Yogyakarta hingga kini masih merawat sebanyak 91 korban letusan gunung yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, sejumlah 20 orang di antaranya menderita luka bakar dan 71 orang nonluka bakar, sedangkan sembilan orang diperbolehkan pulang menjalani rawat jalan.
Menurut dia, di ruang forensik RS Sardjito Yogyakarta hingga kini masih terdapat sebanyak 12 jenazah, sejumlah 10 jenazah dari hasi evakuasi tim SAR, TNI, dan Relawan serta dua jenazah dari pasien yang dirawat di rumah sakit ini.
Ia mengatakan 12 jenazah yang masih berada di ruang forensik RS Sardjito Yogyakarta rencananya akan dikubur secara massal pada Sabtu (13/11). Namun tempat untuk memakamkan jenazah tersebut belum bisa dikofirmasi.
Jumlah korban meninggal dunia akibat letusan Gunung Merapi pada Jumat (5/11) dini hari kemungkinan masih akan terus bertambah karena tim gabungan yang terdiri atas anggota pencarian dan penyelamatan (SAR), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan relawan masih terus melakukan proses evakuasi, terutama di dusun sekitar Kali Gendol.
Tim SAR DIY, TNI, dan relawan hingga kini masih menemukan jenazah di dusun-dusun sekitar Kali Gendol yang terletak tidak jauh dari puncak gunung yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
(L.*E013/M008/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010