Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat sore, melemah 26 poin menjadi 8.923/8.933 per dolar AS ketika aksi jual rupiah lebih gencar dibanding hari sebelumnya.

Masuknya Bank Indonesia (BI) ke pasar melepas rupiah dan membeli dolar juga menekan rupiah terus terpuruk, kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk Kostaman Thayib di Jakarta, Jumat.

Kostaman mengatakan, nilai tukar rupiah merosot 26 poin merupakan penurunan yang cukup tajam untuk pertama kalinya terjadi dalam bulan ini.

"Kami memperkirakan rupiah akan terus terpuruk, karena faktor negatif makin kuat," ujarnya.

Menurut dia, rupiah melemah akibat penguatan dolar euro dan yen di pasar global.

Menguatnya dolar karena pelaku pasar masih khawatir dengan ekonomi kawasan Eropa yang masih tak menentu, katanya.

Pelaku pasar aktif melepas, juga karena mereka khawatir saham-saham di Wall Street akan terus melemah, karena isu bahwa China akan menaikkan suku bunga.

Upaya China itu antara lain untuk menekan laju inflasi yang terus meningkat. Meski demikian, rupiah masih tetap memiliki peluang menguat karena pasar domestik masih menjanjikan `gain` yang lebih baik.

Apalagi pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan bisa tumbuh di atas 6,5 persen, ujarnya.

Ia mengatakan, kondisi ini akan mendorong rupiah kembali membaik, meski saat ini terpuruk hingga berada di atas level 8.900 per dolar.

"Kami optimis rupiah masih berpeluang naik lagi," ujarnya.

(H-CS/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010