Jakarta (ANTARA News) - Ketua Badan Pengurus Setara Institute, Hendardi, menilai pelibatan Satuan Tugas (Satgas) Mafia Hukum dalam penyelidikan kasus orang mirip Gayus Tambunan tidak relevan dan akan menjadi salah urus hukum.
"Satgas Mafia bukan institusi pro-yustisia, sehingga tawaran pihak kepolisian agar Satgas Mafia Hukum ikut memeriksa sembilan polisi yang dibebastugaskan adalah keliru," katanya di Jakarta, Jumat.
Ia juga mengatakan, menyangkut urusan pembuktian foto adalah urusan ahli forensik di bawah otoritas aparat hukum.
"Pembuktian foto yang mirip Gayus bukan urusan Satgas Mafia Hukum," kata dia.
Hendardi menambahkan, jika kepolisian berminat untuk melibatkan pihak lain dalam proses hukum kasus ini agar lebih adil (fair), maka yang paling relevan adalah dengan menggandeng institusi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"KPK merupakan institusi pro-yustisia dan tidak beresiko mengacaukan tatanan hukum," kata Hendardi.
Ia menyarankan, agar kepolisian mendalami dan menelusuri terlebih dulu terkait dengan kasus Gayus Tambunan yang begitu bebas keluar masuk rumah tahanan Mako Brimob Kelapa Dua Depok.
"Polisi juga tidak patut untuk terburu-buru menyatakan keluarnya Gayus dari tahanan, menyatakan tidak ada perintah atau pengaruh pihak lain. Justru hal itu yang mesti diteliti, ditelusuri apalagi mengingat kasus korupsi Gayus sangat bertaut dengan berbagai kepentingan dan pihak-pihak yang penting di negeri ini termasuk oknum-oknum di Kepolisian," kata Hendardi.
Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK menyatakan siap mengambil alih kasus mafia pajak, Gayus Halomoan Tambunan, asalkan ada perintah dari pengadilan.
"Kecuali pengadilan yang memerintahkan KPK, itu lain soal," kata Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan Haryono Umar.
Haryono mengatakan, pihaknya menghormati proses hukum yang tengah berlangsung terhadap perkara Gayus.
"Dari segi UU, tidak ada lagi bagi KPK untuk melakukan supervisi," lanjutnya.
Seperti diketahui, sesosok pria mirip Gayus Tambunan muncul di Bali. Ia sedang menonton pertandingan tenis. Sosok yang diduga memakai rambut palsu itu sempat diabadikan oleh kamera fotografer Kompas, Agus Susanto.
Peristiwa itu mendapat sorotan dari berbagai elemen masyarakat karena saat ini Gayus masih menjalani penahanan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.
(T.ANT-134/A041/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010