Tiga strategi kesehatan ini, perubahan perilaku, deteksi, dan vaksinasi akan terus berjalan sampai pandemi berubah menjadi epidemi. Jadi jangan dikendorkan, tetap dibutuhkan meski kasus sudah menurun

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan akan fokus mengendalikan pandemi COVID-19 agar laju penularan terus berada di bawah kapasitas pelayanan kesehatan nasional pada 2022 dengan mendorong penerapan protokol kesehatan, melakukan deteksi, dan melakukan vaksinasi.

Dalam RUU APBN 2022 yang dibacakan Presiden Jokowi, pemerintah menganggarkan belanja untuk sektor kesehatan sebesar Rp255,3 triliun atau 9,4 persen dari total belanja negara.

“Tiga strategi kesehatan ini, perubahan perilaku, deteksi, dan vaksinasi akan terus berjalan sampai pandemi berubah menjadi epidemi. Jadi jangan dikendorkan, tetap dibutuhkan meski kasus sudah menurun, bahkan mungkin menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari ke depan,” kata Budi dalam konferensi pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2022 secara daring di Jakarta, Senin.

Budi mengatakan kasus COVID-19 aktif akan dikendalikan terus di bawah 600 ribu karena hanya 120 ribu dari 400 ribu tempat tidur di rumah sakit yang dapat dialokasikan untuk penderita COVID-19.

Ia mengatakan protokol kesehatan mesti terus diterapkan karena penggunaan masker saja sudah menurunkan potensi penularan COVID-19 hingga 90 persen. Kemudian, angka testing dan tracing juga mesti terus ditingkatkan.

“Kalau kita tahu kita bisa mengisolasi sehingga bisa mengurangi laju penularan. Karena musuh pandemi ini yang kita tahu, vatalitasnya lebih rendah dari TBC atau HRV, tapi penularannya cepat sekali,” kata Budi.

Terkait vaksinasi, ia mengatakan sudah mendapatkan kontrak pembelian vaksin yang akan memenuhi kebutuhan 208 juta rakyat Indonesia. Sebanyak 70 juta dosis vaksin akan masuk ke Indonesia pada Agustus 2021 dan 90 juta dosis pada September 2021.

Kegiatan vaksinasi mulai dua bulan ini pun akan lebih masif dibandingkan tujuh bulan awal 2021 dimana Indonesia baru kedatangan 90 juta dosis vaksin.

“Sekarang kita akan mengejar provinsi-provinsi yang tingkat kematiannya tinggi, kasus konfirmasi tinggi, kita akan prioritaskan mendapatkan vaksinasi,” kata Budi.

Baca juga: Pengamat: Penyerapan anggaran kesehatan 2022 perlu diperbaiki
Baca juga: INDEF apresiasi alokasi anggaran kesehatan yang besar pada APBN 2022
Baca juga: Presiden: Rancangan anggaran kesehatan 2022 sebesar Rp255,3 triliun

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021