Kerinci, Jambi (ANTARA News) - Badan Penanganan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Kerinci telah memberikan penyuluhan dan sosialisasi tentang kondisi terakhir Gunung Kerinci yang dinyatakan waspada kepada warga tiga kecamatan di kaki gunung tersebut.
"Kita sudah melakukan sosialisasi dan penyuluhan intensif kepada warga Kayu Aro tentang keadaan gunung Kerinci," kata Kepala Harian BPBD Kerinci , Basyarain, melalui Sekretaris BPBD Armison di Kerinci, Kamis.
Hal tersebut dilakukan mengingat tingkat keresahan dan kecemasan masyarakat sudah semakin tinggi seiring dengan beredarnya kabar peningkatan aktifitas vulkanik gunung tertinggi di Sumatera tersebut akhir-akhir ini,
"Kabar yang beredar memang sering terkesan menakutkan, padahal sesungguhnya status Gunung Kerinci masih tetap `waspada`, belum ada perubahan. Kita menyayangkan banyak media massa yang memberitakan status gunung seakan sudah sedemikian menakutkan, bisa meletus seperti gunung Merapi," kata dia.
Pada kesempatan tersebut, kata dia, masyarakat dijelaskan mengenai seluk beluk situasi terakhir gunung Kerinci. Meskipun kondisinya sudah tidak lagi normal, namun peningkatan aktifitas vulkanik yang terjadi masih dalam tahap yang wajar.
Diakui Armison, berdasarkan laporan koordinatif dari pihak badan vulkanologi dan pos pemantaun Gunung Kerinci tingkat aktifitas kegempaan memang masih terus terjadi.
Menurut dia, kegempaan terjadi antara enam sampai tujuh kali setiap harinya. Semburan asap dari kawah di puncak gunung pun adalah sesuatu yang lumrah dan harus terjadi pada gunung Kerinci sebagai gunung berapi yang masih aktif.
"Kita sampaikan agar warga untuk tidak terlalu resah. Saat ini belum ada kebijakan lain dari BPBD, BMVG ataupun Pemkab selain dari telah menutup jalur pendakian. Selain itu masyarkat silakan terus beraktivitas, bekerja dan lainnya, tidak perlu cemas," tegasnya.
Sementara, aktifitas Gunung Kerinci empat hari belakangan ini dilaporkan masih belum menunjukkan kecenderungan meningkat atau menurun sehinga statusnya masih tetap dinyatakan "waspada". (ANT-144/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010