Namun, laut di sisi pantai Barat Mentawai dilewati kapal besi ukuran sedang itu terus bergelombang yang semakin besar dan hujan juga tambah deras.
Guncangan semakin keras terasa di atas kapal, bahkan air mulai masuk ke geledak bagian depan, tempat banyak bahan bantuan logistik ditumpuk.
Di bagian belakang kapal, ciprakan air asin juga mulai menyentuh lantai kapal, hujan terus mengguyur deras dan gelombang laut mulai setinggi enam hingga tujuh meter.
Para relawan harus berpegang kuat ke besi-besi kapal, agar bisa tetap berdiri. Kuatnya gelombang membuat kapal sampai terputar hingga 180 derajat, namun berhasil dibelokan lagi ke titik pulau yang hendak dituju.
Kapal bergerak lambat namun pasti untuk melaju mengantarkan bantuan logistik bagi puluhan warga pulau yang terisolisasi karena gelombang badai laut menyebabkan terhalangnya pelayaran.
Di tengah gelombang yang membuat kapal terombang-ambing, dari kejauhan mulai terlihat pulau ditumbuhi pohon-pohon kelapa yang masih tersisa.
Di pinggiran pantai, di tengah guyuran hujan juga mulai nampak beberapa orang warga yang mengibas-ngibaskan tangan ke arah kapal.
"Itu ada warga, cobalah terus mendekati pantai," kata Topan (30) salah sorang relawan di atas kapal.
Para relawan juga mengibas-ngibaskan tangan kepada warga yang nampak di pantai, laju kapal coba diteruskan mendekati pantai namun gelombang semakin tinggi sehingga sulit bagi terus bergerak.
Dalam kondisi yang semakin buruk dan kapal tidak mungkin bisa merapat ke pantai, apalagi tidak ada dermaga di pulau itu. Dengan bahasa isyarat para relawan meminta warga menjemput bantuan dengan perahu mereka ke kapal.
Mengerti dengan isyarat itu, sejumlah korban yang selamat dari tsunami di pulau itu, bergegas naik empat sampan bermotor dan sekuatnya melaju ke tengah laut untuk menuju kapal di tengah gelombang besar dan hujan lebat.
Dengan tenaga-tenaga yang tersisa para nelayan melajukan bergerak pelan dan terombang-ambing, naik turun dibawa gelombang.
Perlu cukup lama hingga akhirnya hanya satu perahu berhasil mencapai kapal dan bantuan yang menumpuk di geledak kapal dipindahkan ke perahu.
Setelah penuh perahu kembali berputar menuju pantai membawa bantuan dan kembali menantang gelombang yang masih tinggi.
Hanya satu perahu yang berhasil membawa bantuan dan karena gelombang semakin besar dan membahayakan, misi kemanusiaan membawa banyak bahan logistik itu berakhir dan hanya sedikit bantuan yang bisa sampai ke tangan korban tsunami.
"Sangat sedikit yang bisa dibawa ke pantai, dan masih banyak korban yang belum bisa tersentuh bantuan," kata Topan.
Kapal dan bantuan yang masih menumpuk terpaksa putar haluan kembali ke Sikakap, mengingat gelombang dan badai laut semakin besar dan membahayakan pelayaran ini," kata Topan.
Para relawan berniat agar semua bantuan yang dibawa bisa menyentuh semua korban, namun buruknya cuaca hanya sedikit yang bisa sampai di pulau, tambahnya lirih.
(H014/K004)
Oleh Oleh Hendra Agusta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010