"Rencana kerja sama investor Korsel dengan pemprov Sulbar untuk ekspor impor rumput laut ini akan terus ditindaklanjuti melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan di Jakarta. Selaku mediator, KKP mendorong masuknya investor dari negara penghasil ginseng itu ke Sulbar dalam waktu dekat ini," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulbar, Haruna Hamal, di Mamuju, Kamis.
Menurutnya, investor Korsel ini akan bertandang ke provinsi terbungsu Sulbar bersama Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, yang diperkirakan sebelum akhir tahun 2010.
Dikatakannya, upaya pemerintah pusat yang mendatangkan investor Korsel tersebut merupakan kabar gembira bagi petani rumput laut di Sulbar karena pangsa pasar hasil komoditi rumput laut ini akan semakin tertangani secara maksimal.
"Makanya, kita akan terus menjejaki rencana kerja sama dengan pemodal asal Korsel tersebut. Minimal, kerja sama yang dibangun itu mendorong peningkatan produksi rumput laut untuk kesjahteraan petani di Sulbar," jelasnya.
Haruna mengatakan, potensi budidaya rumput laut di Sulbar saat ini telah mencapai 20.300 hektare yang tersebar di sepanjang pesisir pantai di empat kabupaten.
"Jika kerjasama dengan Korsel itu terbangun, maka jelas akan mampu meningkatkan pendapatan nelayan di daerah ini," katanya.
Ia mengemukakan, pengembangan rumput laut ini akan dikelola melalui teknologi tepat guna dengan biaya produksi rendah, sehingga para petani mendapatkan keuntungan lebih tinggi serta kualitas yang dihasilkan diterima di pasar Internasional.
Haruna menjelaskan, untuk mendapatkan hasil maksimal budi daya rumput laut sangat ditentukan lokasi, penggunaan bibit, metode budidaya serta penanganan selama pemeliharaan.
"Selain memilih lokasi yang tepat, petani harus mempertimbangkan faktor resiko, pencapaian dan ekologis dari lokasi tersebut yang dijadikan areal pengembangan budidaya rumput laut," kata dia.
Ia juga menambahkan, pemilihan bibit juga salah satu pendukung utama untuk peningkatan produksi rumput laut, sehingga petani diharapkan benar-benar memperhatikan kualitas bibit seperti stek pilihan dari tanaman yang segar atau hasil kultural jaringan.
"Kualitas menjadi hal utama yang harus diperhatikan oleh petani rumput laut. Jika mutu rumput laut bagus, maka hasil rumput laut itu bisa diterima di pasar internasional," katanya. (ACO/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010