Aden, Yaman (ANTARA News/Reuters) - Sejumlah orang bersenjata menyerang pos pemeriksaan militer di luar sebuah kota di Yaman selatan, Kamis, sementara demonstran berusaha menjebol penjara untuk memprotes penangkapan seorang pemimpin separatis, kata beberapa pejabat setempat.

Bentrokan di pos pemeriksaan itu terjadi beberapa jam sebelum sekitar 4.000 orang turun ke jalan di kota Daela, Yaman selatan, pada hari kedua protes menentang penangkapan pemimpin sebuah kelompok separatis selatan pada Selasa. Hasan Baoum ditangkap atas tuduhan merencanakan demonstrasi ilegal.

Seorang pejabat Dalea mengatakan, sekelompok pemrotes berusaha menerobos sebuah penjara lokal namun dihalau oleh polisi.

Beberapa jam setelah protes itu, sejumlah orang bersenjata melemparkan granat ke sebuah kendaraan militer di pos pemeriksaan, mengakibatkan kendaraan itu terbakar dan empat prajurit terluka. Dua orang bersenjata, yang dituduh sebagai separatis, juga cedera dalam serangan itu, kata seorang pejabat di Daela.

Yaman selatan dikhawatirkan menjadi pangkalan Al-Qaeda yang menyatukan diri lagi, di bawah jaringan lokal Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP).

Wilayah selatan juga berulang kali menjadi lokasi protes dan kerusuhan separatis dimana penduduk selatan mengeluhkan diskriminasi oleh pemerintah Sanaa menyangkut alokasi sumber daya.

Yaman adalah negara leluhur pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.

Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.

Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh telah mendesak rakyat Yaman tidak mendengarkan seruan-seruan pemisahan diri, yang katanya sama dengan pengkhianatan.

Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir negara itu akan gagal dan Al-Qaeda memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih lanjut.

Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap regional Al-Qaeda AQAP menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang AS pada Hari Natal.

AQAP menyatakan pada akhir Desember 2009, mereka memberi tersangka warga Nigeria "alat yang secara teknis canggih" dan mengatakan kepada orang-orang AS bahwa serangan lebih lanjut akan dilakukan.

Para analis khawatir bahwa Yaman akan runtuh akibat pemberontakan Syiah di wilayah utara, gerakan separatis di wilayah selatan dan serangan-serangan Al-Qaeda. Negara miskin itu berbatasan dengan Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar dunia.

Selain separatisme, Yaman juga dilanda penculikan warga asing dalam beberapa tahun ini. (M014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010