Surabaya (ANTARA News) - Seekor ikan hiu tutul dengan panjang sekitar lima meter terdampar di Pantai Kenjeran Surabaya.
Hiu sepanjang lima meter tersebut terjaring perangkap nelayan dan terjebak, sehingga tidak bisa keluar. Saat ini hiu tutul itu sudah mati dan menjadi tontonan warga. Oleh nelayan, bangkai ikan diletakkan di bibir pantai kawasan Cumpat Nambangan.
"Nelayan menemukannya sekitar dua mil dari bibir pantai, tepatnya di kawasan perairan Kwanyar, pada Rabu tengah malam. Tiba - tiba jala kok bergerak kencang sampai perahu hampir jatuh," ujar penemu ikan pertama kali, Sunoto (59), ketika ditemui di lokasi, Kamis.
Ia mengaku, sebelum mendapat ikan, tak ada firasat apapun dan kondisinya sama dengan malam - malam seperti biasanya. Saat itu, ia bersama rekannya, Sunardi, hendak mencari ikan memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Ketika baru mendapat beberapa ekor ikan, tiba - tiba jaring yang disebar di permukaan laut bergerak kencang seperti tersangkut benda keras, yang ternyata ikan hiu tutul. Bahkan, ikan itu sempat menyeret perahu Sunoto.
"Untung kami ditolong nelayan lainnya, hingga hiu bisa dikendalikan. Ketika dilihat, ternyata ikan besar. Sempat kami pikir melepasnya, tapi sudah terlanjur terlilit. Makanya kami bawa ke pantai saja," katanya.
Dia menjelaskan keberadaan hiu di perairan Kwanyar memang dalam bulan - bulan ini memang sudah biasa. Kata dia, hiu tutul kerap datang dalam jumlah berkelompok dan berkeliaran di kawasan Selat Madura.
"Makanya banyak hiu tutul yang terdampar atau tersangkut jala nelayan, dan itu sudah terjadi sejak tahun 1982 lalu. Biasanya karena perubahan suhu air laut, sehingga banyak hiu yang pindah ke tempat yang lebih aman," katanya.
Tercatat, selama kurang lebih dua puluh tahun terakhir, sudah ada tujuh ekor ikan hiu jenis sama yang tertangkap nelayan. Ada juga sebagian yang terdampar.
Penangkapan ikan hiu tutul tersebut jelas membuat perhatian warga setempat dan pengunjung pantai yang kebetulan melintas. Rencananya, ikan itu akan dipotong dan bagian penting seperti sirip dan kulit dijual.(*)
(ANT-165/A033/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010