"Saat ini proses akuisisi, baru pada tahap "due diligence" yang diharapkan rampung pada awal tahun 2011," kata Direktur Utama Timah Wachid Usman, disela Investor Summit Capital Market 2010 di Jakarta, Kamis.
Menurut Wachid, ekspansi bisnis batubara dilakukan menyusul semakin menipisnya cadangan tambang batubara yang dimiliki perusahaan.
Perseroan mengalihkan akuisisi tambang batubara di wilayah Sumatera setelah gagal mengakuisisi tambang di Kalimantan karena tidak memenuhi kualifikasi.
Meski begitu, Wachid tidak merinci berapa nilai akuisisi tambang yang dimaksud. Ia hanya menjelaskan tambang tersebut memiliki cadangan sekitar 60 juta metrik ton.
Sementara itu, Direktur Keuangan Timah M Krishna Syarif menuturkan, sumber pendanaan akuisisi akan diupayakan dari internal ekuiti perseroan dan pinjaman perbankan.
Saat ini diutarakan Krishna, perseroan memiliki kas internal sekitar Rp560 miliar.
"Kami juga sudah mendapat komitmen pinjaman sekitar Rp1,5 triliun dari Bank Of Tokyo," ujarnya.
Wachid menambahkan, likuiditas perusahaan saat ini sangat bagus, tercermin dari rasio utang terhadap ekuitas sangat rendah.
Dengan demikian, diutarakannya Timah memiliki leverage tinggi untuk mengakuisisi perusahaan.
Hingga triwulan III 2010, Timah mencatat laba bersih sebesar Rp475,4 miliar, melonjak 178 persen dibandingkan periode sama tahun 2009 sebesar Rp170,9 miliar.
Saat yang sama, volume produksi bijih timah 27.123 ton, terdiri atas produksi timah hasil penambangan laut sebesar 15.745 ton, dan penambangan darat 11.378 ton.
(R017/S025/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010